Keterlibatan sektor swasta krusial untuk pengelolaan air yang berkelanjutan

Bali (ANTARA) – Staf Khusus Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk Pengelolaan Sumber Daya Air, Firdaus Ali, menekankan perlunya strategi pengelolaan air melalui keterlibatan entitas swasta untuk memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan.

Ali menyampaikan hal ini sebagai pembicara dalam diskusi panel yang diselenggarakan oleh Coca-Cola Indonesia di Forum Air Dunia ke-10 (WWF) di sini pada hari Kamis.

“Tinggal sedikit yang tersisa untuk sektor air. Tanpa dukungan entitas swasta, saya tidak yakin kita bisa menyelesaikan masalah air ini,” katanya.

Perbincangan yang melibatkan perwakilan industri, pemerintah, dan NGO difokuskan pada kemitraan untuk melawan dampak perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan, guna memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan.

Melalui kemitraan ini, Ali mengatakan bahwa Kementerian PUPR sedang berupaya untuk menggabungkan sumber daya dan pengetahuan, dengan tujuan mencapai masa depan yang lebih optimis bagi Indonesia.

“Dengan memobilisasi keahlian kolektif, kita siap untuk membuat kemajuan signifikan dalam mengatasi tantangan air,” katanya.

Agenda seperti ini menyoroti peran inovasi dalam mengatasi tantangan air di Indonesia melalui dukungan entitas swasta dalam penyampaian proyek-proyek air inovatif untuk manfaat masyarakat lokal dan ekosistem.

Direktur Air dan Iklim Coca-Cola ASEAN & Pasifik Selatan, Lynn Hong, mengatakan bahwa mereka mendukung keamanan air melalui keberadaan mereka di lebih dari 200 negara dan wilayah.

Strategi perusahaan untuk memastikan keamanan air pada tahun 2030 difokuskan pada percepatan tindakan untuk meningkatkan keamanan air.

Sejak 2015, The Coca-Cola Company secara global telah mengembalikan lebih dari 100 persen air yang digunakan untuk produksi minuman ke alam dan masyarakat setiap tahun, ungkap Hong.

Mereka juga memberikan dukungan keuangan bagi masyarakat rentan yang mengalami kekurangan air di Indonesia, termasuk menyediakan air minum aman dan akses air untuk pertanian dan mata pencaharian.

MEMBACA  Menteri HAM Pigai Mengklaim Pemulangan Mary Jane Mengubah Predikat RI di PBB: Ini Suatu Kemajuan.

Direktur Eksekutif Yayasan Obor, Tani Pratomo, mengatakan bahwa kemitraan yang dibangun dengan entitas swasta direalisasikan untuk kehidupan petani lokal di seluruh Indonesia dengan melindungi air untuk pertanian melalui pembangunan embung, atau waduk air, sebagai area penyimpanan di wilayah Jawa dan Sulawesi.

“Kami telah membangun enam embung dan menggunakan bahan yang tahan lama dan fleksibel yang berfungsi sebagai penghalang tahan air, efektif mengurangi kerugian air yang sering terjadi akibat rembesan di waduk air,” katanya.

Berita terkait: Forum Air Dunia menginspirasi penanganan sungai antarkota Kalimantan

Berita terkait: Ringkasan – Jokowi menyatakan kolaborasi kunci untuk menyelesaikan masalah air

Penerjemah: Andi Firdaus, Katriana
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024