Jumat, 26 Desember 2025 – 01:10 WIB
Bangkok, VIVA – Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand, Laksamana Muda Surasant Kongsiri, menyatakan bahwa konflik di perbatasan dengan Kamboja telah mereda dalam satu hari terakhir. Walaupun masih terjadi bentrokan di beberapa zona, intensitasnya mulai berkurang.
Baca Juga :
Gagal Capai Gencatan Senjata, Thailand-Kamboja Bakal Berunding Lagi 24 Desember 2025
“Hari ini intensitas pertempuran di garis kontak… sedikit menurun. Bentrokan masih berlanjut di beberapa daerah di zona operasi Wilayah Militer Pertama dan Kedua Angkatan Darat Thailand. Seluruh wilayah perbatasan yang sempat diduduki sementara oleh pasukan lawan, kecuali satu lokasi, telah berhasil direbut kembali,” ujar Surasant dalam konferensi pers pada Kamis, 25 Desember 2025.
Militer Thailand menuduh Kamboja melancarkan serangan artileri ke target sipil yang berjarak beberapa kilometer dari perbatasan pada malam hari.
Baca Juga :
Menlu Sugiono Serukan Kamboja-Thailand Hentikan Aksi Militer, Ungkit Keluarga ASEAN
“Ini berlanjut sampai pagi tadi, sekitar pukul 05.00 waktu setempat, ketika roket BM-21 jatuh di wilayah kedaulatan Thailand dan merusak beberapa properti milik warga sipil di Distrik Ta Phraya, Provinsi Sa Kaeo,” jelasnya.
Komando Angkatan Darat Thailand memperkirakan sistem roket peluncur ganda (MLRS) milik Kamboja telah menembaki 150 titik di wilayah perbatasan Thailand sejak bentrokan lintas batas kembali pecah pada 7 Desember.
Baca Juga :
Menlu se-ASEAN Berkumpul Hari Ini di Kuala Lumpur, Bahas Deeskalasi Konflik Thailand-Kamboja
Kejadian tersebut dilaporkan telah menghancurkan sebagian atau seluruh 190 rumah, lima vihara Buddha, dua sekolah, dan satu rumah sakit.
Sementara itu, dalam pernyataan yang dirilis pada Kamis, Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh pasukan bersenjata Thailand terus menembaki target sipil di wilayah perbatasan Kamboja, yang menyebabkan 630.000 orang harus mengungsi.
Jumlah korban tewas di kalangan warga sipil Kamboja telah meningkat menjadi 30 orang, menurut laporan kantor berita Xinhua yang mengutip Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra. Laporan itu juga menyebutkan bahwa 87 orang lainnya mengalami luka-luka.
Sengketa perbatasan yang telah berlangsung selama puluhan tahun antara Thailand dan Kamboja berubah menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli, dengan kedua negara tetangga itu saling melancarkan tembakan artileri dan serangan udara.
Kedua pihak melaporkan adanya korban jiwa, termasuk di kalangan warga sipil. Pada 4 Agustus, mereka mengumumkan gencatan senjata segera, yang kemudian diikuti oleh kesepakatan formal tentang pelaksanaannya beberapa hari kemudian.
Namun, permusuhan di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja kembali terjadi sejak awal Desember, dengan kedua belah pihak saling menuduh melanggar gencatan senjata.
Akibat serangan Kamboja di beberapa provinsi perbatasan Thailand, sedikitnya 22 orang tewas, 140 orang luka-luka, dan sekitar 140 ribu orang dievakuasi dari daerah-daerah yang berisiko.
Kamboja Minta Lokasi Perundingan Damai dengan Thailand Dipindah ke Malaysia
Dalam suratnya, Menhan Kamboja Tea Seiha menegaskan bahwa pertemuan perlu diadakan di “tempat yang aman dan netral” mengingat situasi keamanan yang belum kondusif.
VIVA.co.id
23 Desember 2025