Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya telah menangkap 1.240 orang yang terlibat dalam aksi anarkis selama serangkaian unjuk rasa di Jakarta dari Senin hingga Jumat (25-29 Agustus), menurut pernyataan polisi.
“Dari awal kerusuhan sampai sekarang, kami sudah menangkap sekitar 1.240 orang. Mereka datang dari daerah luar Jakarta, termasuk dari Jawa Barat dan Banten,” kata Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Asep Edi Suheri dalam konferensi pers di Balai Kota Jakarta pada Senin.
Suheri juga mengkonfirmasi bahwa pelaku perusakan dan penjarahan fasilitas umum telah berhasil diidentifikasi dan akan segera ditangkap. Namun, dia belum menyebutkan jumlah tersangka secara pasti.
“Kami sudah mengidentifikasi mereka yang bertanggung jawab atas perusakan dan penjarahan. Tinggal menunggu waktu saja — kami akan mengambil tindakan tegas untuk menangkap mereka. Untuk jumlah pastinya, akan kami umumkan kemudian, karena tim masih bekerja,” ujarnya.
Polisi bertindak berdasarkan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengambil tindakan tegas terhadap segala bentuk anarkisme, termasuk perusakan properti umum. Namun, Suheri menekankan bahwa masyarakat tetap dipersilakan menyampaikan pendapat secara damai.
Juga hadir dalam konferensi pers tersebut, Pangdam Jaya Mayor Jenderal Deddy Suryadi yang menyatakan komitmen yang sama dengan polisi untuk penegakan hukum yang tegas.
“Menyampaikan pendapat atau memberikan saran sesuai konstitusi tidak masalah, tapi kalau berubah jadi tindakan anarkis, kami akan merespons dengan tindakan tegas,” tegas Suryadi.
Dia menambahkan bahwa TNI dan polisi sangat berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Protes pekan lalu, yang digelar di beberapa lokasi di Jakarta—termasuk di depan gedung DPR—berakhir dengan kekacauan. Pelaku yang tidak bertanggung jawab dilaporkan telah merusak infrastruktur publik, termasuk halte bus TransJakarta dan stasiun MRT Jakarta.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat kerugian akibat kerusakan infrastruktur dari insiden pasca-demonstrasi di beberapa daerah mencapai total Rp55 miliar (sekitar USD 3,6 juta).