Bali (ANTARA) – Kementerian Luar Negeri Indonesia memperkirakan nilai kerjasama antara Indonesia dan negara-negara Afrika yang dicapai pada Forum Indonesia-Afrika di Bali akan mencapai US$3,5 miliar (sekitar Rp53,9 triliun).
Ini merupakan peningkatan yang signifikan dari US$586,56 juta (sekitar Rp9,04 triliun) yang tercatat pada IAF pertama, yang diselenggarakan pada tahun 2018.
\”Dari segi nilai, kami memperkirakan forum ini akan menghasilkan kesepakatan bisnis IAF setidaknya sebesar US$3,5 miliar,\” kata Direktur Jenderal Asia, Pasifik, dan Afrika Kementerian Luar Negeri Indonesia, Abdul Kadir Jailani, dalam konferensi pers seri IAF II di Badung, Bali, Minggu.
Jailani menekankan bahwa peningkatan jumlah komitmen kerjasama merupakan indikasi yang jelas dari kepercayaan yang kuat antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Pencapaian kunci IAF II termasuk penandatanganan beberapa Nota Kesepahaman (MoU) dan perjanjian kerjasama strategis, seperti pengembangan energi panas bumi antara PT PLN dan TANESCO Tanzania.
Juga terdapat Perjanjian Kerjasama untuk transfer teknologi kesehatan antara Biofarma dan Atlantic Lifescience Ghana dan Surat Minat antara PT Dirgantara Indonesia dan AD Trade, memfasilitasi pembelian dan pemeliharaan pesawat oleh Kongo dan Senegal.
Dengan tema \”Semangat Bandung untuk Agenda 2063 Afrika\”, Indonesia bertujuan untuk menjadikan Semangat Bandung, yang diadopsi dari Konferensi Asia Afrika 1955, sebagai landasan kerjasama yang berkelanjutan antara Indonesia dan negara-negara Afrika melalui forum ini.
Area prioritas kerjasama meliputi transformasi ekonomi, energi, pertambangan, ketahanan pangan, kesehatan, dan pembangunan.
IAF II akan diselenggarakan bersamaan dengan Forum Tingkat Tinggi tentang Kemitraan Multi-Pihak (HLM MSP) dari 1-3 September 2024. IAF II, kelanjutan dari IAF I yang diselenggarakan pada tahun 2018, akan resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
IAF II tidak hanya akan mengumpulkan lebih dari 1.400 peserta, termasuk kepala negara, menteri, pengusaha, dan akademisi, tetapi juga akan berfungsi sebagai platform untuk membangun kemitraan yang berarti dalam empat sektor kunci kerjasama: energi, ketahanan pangan, kesehatan, dan mineral.
Berita terkait: IAPF 2024: Indonesia mengajak untuk bersama-sama memerangi cacar monyet
Berita terkait: Imigrasi Bali akan membuka jalur khusus untuk delegasi IAF
Penerjemah: Katriana, Yashinta Difa
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Hak cipta © ANTARA 2024