Jakarta (ANTARA) – Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan senilai Rp66,7 miliar (sekitar 3,99 juta dolar AS) per Minggu, untuk mendukung warga terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Bantuan ini mencakup logistik, dapur umum, dan penempatan relawan siaga bencana (Tagana) di semua daerah terdampak. Kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan semua pihak,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf di sini, pada Minggu.
Upaya tanggap bencana kementerian di lapangan diperkuat dengan pembentukan 39 dapur umum yang menyediakan 417.749 makanan per hari, pasokan 101,4 ton beras, dan ribuan paket kebutuhan dasar, termasuk tenda dan selimut.
“Sebanyak 648 personil Tagana telah dikerahkan untuk evakuasi, pengoperasian dapur umum, dan layanan dukungan psikososial bagi warga terdampak,” ujar Yusuf.
Sebagai provinsi dengan dampak terbesar, dengan catatan 747 ribu pengungsi, 21 dapur umum yang menyediakan 109.178 makanan beroperasi di Aceh.
Logistik yang telah disalurkan mencakup 8.300 paket makanan siap santap, 4.720 makanan anak, 3.395 kasur, 5.750 selimut, dan 52 ton beras. Bantuan yang diberikan ke Aceh bernilai total Rp22,6 miliar, didukung oleh 191 personil Tagana.
Di Sumatera Utara, upaya bantuan bencana kementerian mencakup operasional delapan dapur umum dengan kapasitas harian 22.960 makanan.
Logistik yang dikirim ke provinsi tersebut termasuk 33.430 makanan siap santap, 8.160 makanan anak, 1.850 kasur, dan 15 ton beras. Sebanyak 270 personil Tagana telah dikerahkan di 11 kabupaten dan kota, dengan total bantuan senilai Rp26,7 miliar.
Sementara itu, di Sumatera Barat, kementerian mengoperasikan 10 dapur umum dengan kapasitas jauh lebih tinggi, yakni 285.611 makanan per hari.
Bantuan yang telah dikirim mencakup 14.758 makanan siap santap, 5.640 makanan anak, 4.135 kasur, 5.680 paket keluarga, dan 34,4 ton beras, dengan nilai bantuan mencapai Rp17,3 miliar. Di wilayah ini, 187 personil Tagana bekerja di sembilan kabupaten dan kota.
“Kementerian juga memperluas langkah respons melalui operasi yang menjangkau daerah dengan akses menantang, bekerja sama dengan TNI AL, pemerintah daerah, dan jejaring logistik nasional,” ucap Menteri.
Banjir dan longsor melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat pada akhir November 2025 setelah curah hujan tinggi. Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 7 Desember, korban jiwa mencapai 916 orang, sementara 274 orang masih dinyatakan hilang.
Berita terkait: Bencana Sumatera adalah tantangan yang harus kita atasi: Presiden Prabowo
Berita terkait: Kemensos salurkan 164.000 makanan harian di Sumatera
Berita terkait: Indonesia periksa kinerja kepala daerah atas kegagalan tanggap bencana
Penerjemah: Lintang Budiyanti, Raka Adji
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025