Kementerian menyoroti peran kunci perempuan dalam manajemen bencana

Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional telah menekankan peran penting wanita dalam semua tahapan manajemen bencana, mulai dari kesiapsiagaan hingga pemulihan, mendukung partisipasi aktif dan perlindungan mereka.

“Wanita bukan hanya korban; mereka adalah aktor dan pemimpin vital dalam manajemen bencana,” ungkap Deputi Pemberdayaan Masyarakat, Penduduk, dan Ketenagakerjaan Kementerian tersebut, Maliki dalam pernyataan yang dirilis Minggu.

Kementerian juga menekankan perlunya melibatkan orang dengan disabilitas dalam advokasi manajemen bencana.

Manajemen bencana responsif gender sangat penting, mengingat data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menunjukkan wanita 14 kali lebih mungkin menjadi korban bencana daripada pria.

Maliki menekankan bahwa wanita dan orang dengan disabilitas menghadapi kerentanan yang meningkat terhadap perubahan iklim dan risiko bencana karena akses terbatas dan eksklusi sosial, yang menggerus jaringan pengaman mereka.

Memastikan akses inklusif ke layanan kesiapsiagaan, termasuk pelatihan sebelum bencana, infrastruktur yang dapat diakses, dan informasi yang jelas, sangat penting untuk melindungi kelompok rentan ini.

Deputi Sistem dan Strategi BNPB Raditya Jati juga mengakui peran penting wanita selama bencana, mengutip keterlibatan mereka dalam jaringan sosial dan tanggung jawab utama mereka dalam memberikan perawatan.

Dia menekankan perlunya memberdayakan wanita sebagai agen perubahan aktif, bukan hanya melindungi mereka. “Integrasi perspektif gender ke dalam semua kebijakan dan tindakan pengurangan risiko bencana sangat penting untuk mengurangi kerentanan wanita dan memastikan kesempatan pembangunan kapasitas yang adil bagi pria dan wanita,” Jati menyimpulkan.

Translator: M Baqir, Raka Adji
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

MEMBACA  Rumah investasi Todd Boehly dalam pembicaraan lanjutan untuk membeli perusahaan kredit swasta