Kementerian Kesehatan berencana ketersediaan vaksin TB pada tahun 2028

Jakarta (ANTARA) – Seorang pejabat Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa vaksin Tuberkulosis (TB) baru diharapkan akan tersedia pada tahun 2028 atau 2029.

Informasi ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pelaksanaan Pengendalian Penyakit Kementerian, Murti Utami, dalam Rapat Kerja Komite Pemantauan Jaminan Kesehatan Nasional dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) di Jakarta pada hari Rabu.

“Untuk pencegahan TB, Indonesia terlibat dalam uji klinis untuk pengembangan vaksin TB. Kami berharap bahwa pada tahun 2028 atau 2029, vaksin TB ini akan tersedia untuk mengurangi kasus TB,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga menjelaskan kebijakan Kementerian untuk mempercepat eliminasi TB melalui beberapa tahapan.

Tahap pertama melibatkan pemeriksaan massal menggunakan sinar-X dan mengintegrasikan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang saat ini sedang berlangsung.

Ini diikuti dengan memperluas akses ke diagnosis TB di fasilitas kesehatan, memperkuat sistem informasi SatuSehat TB, memberikan insentif untuk penemuan kasus TB di Fasilitas Kesehatan Primer (FKTP), meningkatkan sistem transportasi spesimen, dan meningkatkan layanan dan pengembangan di Rumah Sakit TB Resisten Obat.

Pada tahap pengobatan, Utami menjelaskan bahwa Kementerian akan memperluas dan menyediakan regimen obat TB terbaru, memungkinkan pasien menyelesaikan pengobatan dalam enam bulan daripada sebelumnya selama 12 bulan.

Kementerian juga akan menawarkan Unit Kredit Profesional bagi petugas kesehatan yang memantau pengobatan pasien TB, insentif untuk pengobatan yang berhasil di FKTP, perluasan dukungan untuk kader dan masyarakat, peringatan dan pengingat untuk fasilitas kesehatan dan pasien, serta perluasan pembelajaran TB secara online di Plataran Sehat.

Dalam hal pencegahan, Utami menyoroti upaya Kementerian untuk memberikan obat bagi orang yang didiagnosis menderita TB laten, melakukan penelitian vaksin TB yang ditargetkan untuk implementasi pada tahun 2028, memberikan pelatihan infeksi TB, melaksanakan kebijakan agar kontak rumah tangga yang dinyatakan negatif untuk TB menerima Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) secara langsung, dan mengintegrasikan Pencarian Kasus Aktif (ACF) dengan pemberian TPT.

MEMBACA  Kedengarannya Headphone Terbaik untuk Tahun 2025

Dalam promosi kesehatan dan keterlibatan multi-sektor, beberapa tindakan meliputi penyebaran informasi tentang deteksi, penemuan, dan pengobatan TB; memperkuat dan memperluas dukungan untuk kader dan masyarakat, termasuk memperluas desa dan kecamatan peringatan TB, membangun rumah sehat; dan mempertahankan upaya komunikasi, informasi, dan edukasi yang berkelanjutan.

Sementara itu, target deteksi kasus TB ditetapkan meningkat dari 856.420 pasien pada tahun 2024 menjadi 981 ribu pasien pada tahun 2025, dengan anggaran sebesar Rp1,47 triliun (US$86 juta). Target pengobatan adalah 931.950 pasien, meningkat dari sebelumnya 788 ribu, dengan anggaran sebesar Rp663 miliar (US$39 juta).

Selanjutnya, upaya pencegahan TB ditujukan untuk 100 ribu orang, dengan anggaran sebesar Rp182 miliar (US$10 juta).

Untuk promosi kesehatan, anggaran lintas sektor, dan dukungan manajemen, setiap upaya akan didanai dengan Rp15,29 miliar (US$900 ribu) dan Rp107,6 miliar (US$6,3 miliar).

Anggaran yang diperlukan untuk program pengendalian TB pada tahun 2025 mencapai Rp2,4 triliun (US$141 juta).

Berita terkait: Indonesia strategic force in ending TB globally, says Bill Gates

Berita terkait: Bill Gates, Prabowo discuss TB vaccine trials in Indonesia

Berita terkait: Indonesia involved in global TB vaccine research: ministry

Penerjemah: M Baqir Idrus A, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2025