Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mendukung film Indonesia di festival-festival internasional sebagai bagian dari upaya untuk menjadikan sektor ekonomi kreatif sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Salah satu inisiatif utamanya adalah keikutsertaan film “Tegar”, yang disutradarai oleh Anggi Frisca, di Festival Film Internasional Silk Road yang diadakan di Fuzhou, Cina, dari 22 hingga 26 September 2025.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya mengatakan bahwa partisipasi Tegar dalam acara internasional ini merupakan kebanggaan dan bukti nyata bahwa industri film bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru.
“Melalui penguatan ekosistem kreatif, karya Indonesia tidak hanya menghibur tetapi juga menyampaikan pesan yang kuat kepada dunia,” ujarnya.
Film Tegar menceritakan tentang seorang anak dengan disabilitas fisik yang berjuang untuk mendapatkan akses pendidikan.
Sejak dirilis pada tahun 2022, film ini telah ditayangkan di 24 negara dan meraih berbagai penghargaan internasional, termasuk Best Young Actor Award di China International Children’s Film Festival 2024, Satagaya Award di Jepang, Golden Butterfly Award dan CIFEJ Grand Prix Award di Iran, serta Spirit of Fire – Best Film di Rusia.
Sutradara dan produser Anggi Frisca menekankan bahwa Tegar membawa pesan universal tentang kesetaraan dan peluang yang sama bagi semua anak.
Pada Festival Film Internasional Silk Road 2025, ia juga mempresentasikan proyek film kolaborasi Indonesia–Cina yang berpusat pada tema mimpi, teknologi, dan persahabatan, yang disimbolkan dengan Kereta Cepat Jakarta–Bandung.
Kesuksesan Tegar telah membuka jalan untuk sekuelnya, “Teman Tegar: Maira (Whisper from Papua)”, yang mengeksplorasi tema persahabatan, keberanian, dan pelestarian lingkungan di Papua. Film ini rencananya akan dirilis pada akhir tahun 2025.
Melalui karya-karya ini, Aksa Bumi Langit, sebagai Movie Laboratory Ecosystem yang didirikan pada 2014, terus mendorong pengembangan film berbasis kekayaan intelektual (IP), memperluas jangkauannya tidak hanya di bioskop tetapi juga ke musik, buku, dan merchandise.
Berita terkait: Indonesia’s Matta Cinema showcases six films at Busan ACFM 2025
Berita terkait: Minister Harsya voices support for animated film ‘Jumbo’
Berita terkait: Minister expects film industry to boost national creative economy
Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025