Rabu, 6 Agustus 2025 – 13:52 WIB
Kota Medan jadi pusat perhatian dunia olahraga pencak silat melalui penyelenggaraan The 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025.
Baca Juga:
Tender Kilat di PaDi UMKM, Rahasia Sukses Pengadaan Instan Tanpa Drama
Kejuaraan ini berlangsung pada 4–10 Agustus 2025 dan berdampak besar, nggak cuma di dunia olahraga, tapi juga ekonomi lokal. Ini pertama kalinya acara ini diadakan di luar Jakarta. Pembukaan resmi dilakukan Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Taufik Hidayat, pada Senin pagi, 4 Agustus 2025, di Gedung Serba Guna Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Baca Juga:
Alwi Farhan Juara Macau Open 2025, Samai Prestasi Taufik Hidayat
Sebanyak 3.620 pesilat dari berbagai provinsi di Indonesia dan 20 negara ikut serta. Jumlah ini yang terbesar sepanjang sejarah kejuaraan silat internasional di Indonesia, bikin Medan jadi lautan pendekar selama seminggu.
Dampaknya langsung terasa di sektor perhotelan. Lima hotel utama yang direkomendasikan panitia—Hotel Madani, Mercure, Emerald Garden, Nivia, dan Grand Inna—laporkan okupansi penuh sejak awal Agustus.
Baca Juga:
Pertamina Juara 1 Transaksi di PaDi UMKM 2024, Berhasil Bangun Ekosistem UMKM Berkelanjutan
Sektor UMKM juga ikut untung. Sebanyak 120 pelaku usaha kecil menengah dapat kesempatan buka stan. Mereka sewa tenda ukuran 3×3 meter plus listrik, dengan biaya Rp2,5 juta untuk tujuh hari. Produk yang dijual beragam, mulai dari kuliner khas, suvenir budaya, sampai perlengkapan bela diri. Transaksi ramai, terutama saat jeda pertandingan, kasih peluang besar buat usaha lokal naik kelas.
Panitia catat perputaran uang selama acara diperkirakan lebih dari Rp17 miliar. Angka ini berasal dari belanja peserta, akomodasi, transaksi UMKM, wisata, dan sektor lain. Peserta asing (724 orang) rata-rata habiskan Rp10 juta per orang, total Rp7,24 miliar. Sementara peserta lokal (2.896 orang) habiskan Rp1 juta per orang, total Rp2,896 miliar.
Dari penonton, 3.000 pelajar hadir tiap hari atas arahan Dinas Pendidikan Sumut, total penonton pelajar 21.000 orang. Warga umum diperkirakan dateng 14.000 orang. Kalau dihitung belanja rata-rata Rp50.000 per penonton, total perputaran uang dari sini capai Rp700 juta.
UMKM diperkirakan dapat pendapatan bersih sekitar Rp2,52 miliar. Sektor perhotelan juga untung besar, dengan perputaran uang capai Rp2,8 miliar. Transportasi lokal seperti ojek online dan rental mobil juga ikut dapat efek positif, perputarannya capai Rp1 miliar.
Total perputaran ekonomi secara konservatif capai Rp17,156 miliar. Tapi kalau dihitung lebih luas, potensinya bisa tembus Rp20–30 miliar atau lebih.
Kejuaraan ini buktiin industri olahraga bisa jadi penggerak ekonomi daerah. Nggak cuma angkat nama Sumut di mata dunia, tapi juga kasih peluang masyarakat ikut berkembang bareng industri olahraga yang makin menjanjikan.
Halaman Selanjutnya