Dara Petak adalah istri kelima atau yang terakhir dari pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Meskipun dia istri terakhir, tetapi konon dia sangat diistimewakan oleh Raden Wijaya. Hal ini karena Dara Petak berhasil memberikan keturunan laki-laki, yaitu Jayanagara.
Sebenarnya, istri terakhir Raden Wijaya ini hanyalah sebuah hadiah untuk Kerajaan Singasari dari Raja Dharmasraya, sebuah kerajaan di Sumatra. Selain Dara Petak, saudaranya yang bernama Dara Jingga juga diserahkan ke Singasari. Ini adalah bentuk pengakuan kekuasaan Singasari yang berhasil menaklukkan Pulau Sumatra dalam Ekspedisi Pamalayu.
Sayangnya, kondisi di dalam ibu kota kerajaan sedang kacau. Kekuasaan Singasari di wilayah Sumatra menjadi tidak berarti ketika istana dan pejabatnya, termasuk rajanya, dibunuh oleh musuh, yaitu pasukan Jayakatwang dari Kerajaan Kediri.
Maka, ketika Dara Petak diserahkan ke Singasari, saat itu sepuluh hari setelah tentara Mongol diusir oleh pasukan Majapahit dan Arya Wiraraja. Raden Wijaya kemudian dipertemukan dengan Dara Petak.
Selanjutnya, Raden Wijaya memutuskan untuk menikahi Dara Petak yang terkenal akan kecantikannya. Sementara itu, saudaranya, Dara Jingga, diserahkan kepada Adyawarbrahma, seorang pejabat Singasari yang dahulu diutus oleh Kertanagara ke Pulau Sumatra.