loading…
Puasa sunnah di bulan Rajab merupakan ibadah yang sangat dianjurkan dan punya keutamaan yang besar. Terutama karena Rajab termasuk bulan haram, yaitu bulan yang dimuliakan. Foto ilustrasi/ist
Kapan sih waktu yang paling baik untuk menjalankan puasa Rajab? Menurut para ulama, puasa di bulan ini punya nilai istimewa. Hal ini karena keutamaan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram.
Mengenai waktu terbaiknya, Gus Baha, seorang ahli tafsir dari Rembang, memberikan penjelasan. Saat ini, bulan Rajab 1447 H telah memasuki hari ketujuh. Rajab dikenal istimewa karena banyak peristiwa penting terjadi di dalamnya, seperti Isra’ Mi’raj dan pertemuan orang tua Nabi Muhammad SAW, Abdullah dan Aminah.
Rajab adalah salah satu dari bulan-bulan haram yang diagungkan. Karena momen-momen spesial ini, ulama menganjurkan umat Islam untuk banyak berpuasa sunnah di bulan Rajab.
Lalu, kapan waktu terbaiknya? Menurut Gus Baha yang mengikuti wejangan gurunya, Kiai Maimun Zubair (Mbah Moen), waktu terbaik adalah dari tanggal 1 sampai 10 Rajab.
“Kalau tidak mampu puasa sepuluh hari, bisa cuma puasa di tanggal 1 dan tanggal 10 saja. Seperti itulah yang dilakukan Mbah Moen,” jelas Gus Baha dalam sebuah kajiannya.
Baca juga: Memahami Bencana sebagai Ujian dari Allah SWT, Begini Penjelasannya
Gus Baha menyebutkan banyak hadis yang menerangkan keutamaan Rajab. Saran dari Mbah Moen, puasa adalah amalan yang sangat baik dilakukan di bulan ini. Tapi ingat, ini ibadah sunnah, jadi boleh dikerjakan dan boleh juga tidak.
“Anjuran Mbah Moen memang sebaiknya 10 hari pertama. Tapi kalo tidak sanggup, bisa dua hari saja, yaitu tanggal 1 dan 10 Rajab,” kata ulama yang bernama KH Ahmad Bahauddin Nursalim tersebut.
Rasulullah SAW sendiri menganjurkan untuk meningkatkan ibadah di bulan-bulan haram. Amal shaleh yang dilakukan di bulan ini akan dilipatgandakan pahalanya. Apalagi Rajab adalah bulan yang spesial bersama tiga bulan haram lainnya.
Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan menjalankan puasa Rajab di tanggal-tanggal terbaik, dengan mempertimbangkan peristiwa Isra’ Mi’raj dan pertemuan orang tua Nabi.
Baca juga: Kemunculan Nabi Palsu Telah Disabdakan Nabi Muhammad SAW
(wid)