Samarinda (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Indonesia telah memadamkan 63 dari 66 titik panas kebakaran hutan yang terdeteksi dari Januari hingga Agustus tahun ini, menurut Gubernur Rudy Mas’ud.
Berbicara di Samarinda pada Minggu, dia mencatat bahwa provinsi ini sangat rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan.
Mas’ud memuji aksi cepat Manggala Agni (brigade kebakaran hutan), instansi lokal, dan relawan dalam memadamkan api di titik-titik kritis, terutama di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Berau.
Dia mengatakan pemantauan satelit dan sistem deteksi dini Kementerian Kehutanan memungkinkan tim di lapangan bertindak cepat, mencegah api menyebar dan menyebabkan kabut seperti tahun-tahun sebelumnya.
Gubernur menekankan koordinasi kuat antara Manggala Agni, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, dan masyarakat peduli api lokal, menyebutnya kunci keberhasilan mitigasi kebakaran.
Meski sebagian besar api sudah terkendali, Mas’ud memperingatkan bahwa puncak musim kemarau pada Agustus-September masih berisiko tinggi kebakaran.
Dia menekankan perlunya pencegahan dan mengulang larangan pembakaran lahan dengan alasan apa pun.
Pemerintah provinsi, bersama penegak hukum, tetap berkomitmen mengambil tindakan tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan, katanya.
"Kalimantan Timur harus jadi contoh bahwa pembangunan dan pelestarian lingkungan bisa berjalan beriringan," ujar Mas’ud.
Berita terkait: Otoritas siapkan 77 pos pemantauan kebakaran di Kalteng
Berita terkait: Kalsel diminta siapkan rencana tanggap kebakaran
Penerjemah: Arumanto, Primayanti
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025