Samarinda (ANTARA) – Kalimantan Timur punya potensi warisan budaya yang besar, tapi perlu meningkatkan cara memanfaatkannya dan menambah kesadaran, terutama di kalangan generasi muda.
Hal ini disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat peresmian Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) ke-14 Kalimantan Timur di ibu kota provinsi Samarinda pada Jumat.
Ia menekankan pentingnya pendidikan dan literasi soal kekayaan budaya Kaltim, dari zaman prasejarah hingga sekarang.
Fadli menyebut penemuan 2.500 lukisan gua kuno di Sangkulirang dan peninggalan kerajaan-kerajaan awal di Nusantara, termasuk Kerajaan Kutai, yang dianggap tertua dalam sejarah Indonesia.
“Kita harus merawat situs-situs ini,” tegasnya.
Fadli berharap lebih banyak festival budaya diadakan untuk memaksimalkan potensi budaya Kaltim.
Ia juga mendorong pembuatan film bertema lokal dan budaya yang berpusat pada suku Kutai, Dayak, Banjar, Melayu, dan etnis lain di provinsi ini, serta seni tradisional seperti mandau—senjata tradisional—dan tari Hudoq.
Menurut Fadli, kekayaan sejarah Kaltim sangat seimbang. Tantangannya adalah bagaimana memanfaatkan dan menunjukkannya lewat bentuk ekspresi baru.
“Ekspresi baru ini bisa berupa karya seni, tarian, tekstil, museum, film dokumenter, film pendek, dan film panjang—agar publik lebih kenal budaya Kaltim,” ujarnya.
Ia meminta pemerintah daerah mengaktifkan taman budaya dan museum, berharap dengan berdirinya BPK, pembangunan budaya Kaltim akan makin cepat dan Indeks Kemajuan Kebudayaannya meningkat.
Berita terkait: Indonesia’s Borobudur Cultural Center opens to boost global dialogue
Berita terkait: Indonesia, France sign cooperation agreement in cultural field
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025