Pontianak, Kalimantan Barat (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Kementerian Lingkungan Hidup sedang melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat.
“Kami menerapkan sistem prediksi berlapis enam bulan sebelum musim kemarau muncul untuk mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan di daerah rawan,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa prediksi berlapis dimulai enam bulan sebelumnya, lalu diperbarui setiap bulan, dan kemudian dipersempit menjadi prediksi tujuh hari serta sepuluh hari.
“Dengan cara ini, kami bisa menentukan secara akurat daerah mana yang rawan kebakaran,” jelasnya.
Dia menambahkan bahwa berdasarkan prediksi terbaru, Kalimantan Barat saat ini berada di puncak potensi kebakaran.
“Hari ini, hampir seluruh wilayah dalam status siaga merah. Karena itu, kami melakukan koordinasi dini dengan BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk menyiapkan strategi modifikasi cuaca,” ujarnya.
Menurut Karnawati, modifikasi cuaca hanya bisa dilakukan jika ada cukup awan hujan di langit.
Oleh sebab itu, lembaganya terus memantau pertumbuhan awan hujan.
“Kami tidak bisa melakukan modifikasi cuaca tanpa pertumbuhan awan hujan. Dalam kondisi seperti itu, BNPB dan Kementerian Lingkungan Hidup mungkin mengambil pendekatan berbeda untuk menangani kebakaran hutan dan lahan,” katanya.
Dalam beberapa hari terakhir, timnya berhasil melakukan operasi modifikasi cuaca secara intensif berkat kondisi awan hujan yang mendukung.
“Sudah turun hujan dan membantu menekan titik panas. Namun, potensi kebakaran hutan dan lahan akan memuncak lagi pada 7-8 Agustus. Karena itu, kami sedang melakukan segala persiapan yang diperlukan,” informasinya.
Koordinasi antara ketiga pihak dinilai kunci untuk meningkatkan efektivitas upaya mitigasi kebakaran hutan dan lahan, yang dalam beberapa pekan terakhir telah memengaruhi beberapa kabupaten di Kalimantan Barat, seperti Ketapang, Sanggau, dan Kubu Raya.
“Pemerintah daerah dan masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada, menghindari pembakaran terbuka di lahan pertanian, serta aktif melaporkan potensi kebakaran kepada pihak berwenang,” tambah Karnawati.
Berita terkait:
- BMKG peringatkan peningkatan titik panas, risiko kebakaran memuncak di Kalimantan dan Sumatra
- Pemerintah tutup dua konsesi dekat Malaysia terkait kebakaran hutan
- Pemerintah daerah didorong tingkatkan penanganan kebakaran hutan
Penerjemah: Rendra Oxtora, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025