YNA
Seoul, (Yonhap) ANTARA/AsiaNet – Jumlah pembelot Korea Utara yang datang ke Korea Selatan hampir tiga kali lipat menjadi sekitar 190 tahun lalu dari setahun yang lalu, dengan pembelotan oleh diplomat dan pejabat perdagangan Korea Utara yang meningkat, kata wakil menteri unifikasi Korea Selatan pada hari Rabu.
Data dari kementerian unifikasi Seoul menyebutkan bahwa jumlah sementara untuk tahun 2023 dibandingkan dengan 67 yang tercatat sepanjang tahun 2022. Pemerintah akan segera mengungkapkan angka tahunan yang terkonfirmasi.
\”Ada tren pembelotan lebih banyak elit Korea Utara ke Korea Selatan,\” kata Wakil Menteri Unifikasi Moon Seoung-hyun pada sebuah program televisi, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Diplomat Korea Utara yang ditugaskan di misi luar negeri negara tersebut dan pejabat yang terlibat dalam urusan perdagangan diyakini memilih untuk melarikan diri dari negara asal yang menindas mereka, karena mereka mendapatkan tekanan untuk mengirimkan mata uang keras kepada rezim.
Korea Selatan memiliki kebijakan lama untuk menerima setiap pembelot Korea Utara yang ingin tinggal di Selatan dan mengembalikan setiap warga Korea Utara yang tersesat ke Selatan jika mereka ingin pulang.
Korea Selatan sekarang menjadi rumah bagi lebih dari 34.000 pembelot Korea Utara, dan aliran pembelot terus berlanjut di tengah kekurangan pangan kronis dan penindasan politik yang keras di Korea Utara.
Jumlah warga Korea Utara yang tiba di Korea Selatan mencapai rekor terendah sebanyak 63 pada tahun 2021 ketika Korea Utara menutup perbatasannya untuk melawan pandemi COVID-19. Hal ini menandai penurunan dramatis dari jumlah tertinggi sebanyak 2.914 pada tahun 2009, menurut kementerian.
Kontak pers Bapak ABC
Reporter: Irvan Ariyana
Editor: Irvan Ariyana
Hak Cipta © ANTARA 2024