Jumlah Lumba-Lumba Mahakam yang Menyusut Menunjukkan Krisis Ekologi: Pemerintah

Jakarta (ANTARA) – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa penurunan tajam populasi lumba-lumba Mahakam (Orcaella brevirostris) yang terancam punah di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur, menandakan adanya krisis ekologis.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Jumat lalu, Menteri Hanif mengungkapkan bahwa populasi lumba-lumba Mahakam, mamalia air tawar endemik Indonesia, kini hanya tersisa sekitar 62 ekor.

“Angka ini bukan sekadar statistik. Ini adalah indikator kuat dari kerusakan ekosistem yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera,” tambahnya.

Ia menjelaskan bahwa ancaman terhadap lumba-lumba Mahakam mencerminkan tekanan sistemik yang lebih luas pada ekosistem sungai tersebut.

Penurunan populasi spesies ini menjadi sinyal bahwa kelestarian Sungai Mahakam, yang menjadi sumber kehidupan bagi ribuan spesies dan masyarakat lokal, kini berada di titik kritis.

Pernyataan ini disampaikan setelah kunjungannya ke Danau Mahakam, habitat utama lumba-lumba yang semakin terfragmentasi, di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, pada Kamis.

“Melindungi lumba-lumba Mahakam bukan hanya tentang menyelamatkan satu spesies. Ini upaya penting untuk menjaga keseimbangan ekologis Sungai Mahakam, yang mendukung keanekaragaman hayati dan penghidupan masyarakat,” ujarnya.

Berita terkait: Pemerintah Kutai Kartanegara berjanji lindungi habitat lumba-lumba

Konservasi lumba-lumba Mahakam telah masuk dalam agenda prioritas nasional Kementerian Lingkungan Hidup untuk melindungi keanekaragaman hayati Indonesia.

Pendekatan kolaboratif dan lintas sektor melibatkan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, akademisi, masyarakat adat, dan organisasi masyarakat sipil juga penting untuk mewujudkan upaya nyata.

Lumba-lumba Mahakam merupakan sub-populasi langka dari lumba-lumba Irrawaddy dan hanya ditemukan di Sungai Mahakam.

Dikenal dengan warna abu-abu, tidak punya paruh, dan perilaku sosial yang kompleks, spesies ini melambangkan kekayaan keanekaragaman hayati dan identitas budaya masyarakat Kalimantan Timur.

MEMBACA  Tony Bellew Ungkap Petinju dengan Pukulan Terkeras yang Pernah Dihadapinya: Bukan Usyk!

Berita terkait: Kementerian peringatkan penggunaan hewan di sirkus dan pertunjukan

Penerjemah: Prisca, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025