Senin, 1 Desember 2025 – 01:00 WIB
Jakarta, VIVA – Situasi pasar kerja sepanjang 2025 menunjukkan perubahan yang tidak terlalu kelihatan, tapi sangat dirasakan oleh para pekerja. Banyak perusahaan memilih cara-cara diam untuk tetap efisien tanpa harus umumkan PHK besar-besaran.
Baca Juga :
Uang Rp 71 Miliar di Akun Sekuritas Raib, Korban Lapor ke Bareskrim
Akibatnya, masyarakat merasa kesempatan kerja semakin sempit, meskipun tidak ada gelombang PHK yang diberitakan besar-besaran.
Laporan terbaru Beige Book menunjukkan perusahaan pakai berbagai strategi untuk mengurangi tenaga kerja. Mereka bekukan rekrutmen, biarkan posisi kosong tidak diganti, sampai mulai ganti beberapa peran dengan kecerdasan buatan.
Baca Juga :
FedEx PHK Massal, Ratusan Karyawan Terpaksa ‘Dirumahkan’
Kondisi ini bikin sentimen pasar kerja anjlok, walaupun angka resmi tidak tunjukkan kenaikan PHK. Dalam survei Consumer Confidence terbaru, 27,6% responden bilang pekerjaan yang tersedia banyak, turun dari 28,6% bulan sebelumnya, sementara yang merasa pekerjaan sulit didapat hampir tidak berubah.
Baca Juga :
Petinggi Perusahaan Ini Dipecat Gara-gara Komentar Rasis dan Menghina Pelanggan!
Beige Book jelaskan kondisi ekonomi “low-hire, low-fire” yang sempat disebut Jerome Powell beberapa waktu lalu. “Jumlah pekerja turun sedikit selama periode ini, dengan sekitar setengah distrik laporkan melemahnya permintaan tenaga kerja," tulis laporan itu seperti dikutip dari MSN, Senin, 1 Desember 2025.
Perusahaan juga lebih pilih potong jam kerja daripada jumlah pekerja. “Beberapa perusahaan bilang kecerdasan buatan sudah gantikan posisi level pemula atau buat pekerja yang ada jadi cukup produktif sehingga kebutuhan rekrutmen baru berkurang,” tulis laporan itu.
Strategi ini bikin banyak bisnis bisa bertahan tanpa langkah drastis. Contohnya terlihat di distrik St. Louis, saat sebuah peritel alami penurunan penjualan dan putuskan kurangi pesanan stok. Untuk hindari PHK, perusahaan pilih potong jam kerja karyawan daripada kurangi jumlah staf.
Penurunan belanja konsumen juga terasa di berbagai wilayah. Pelanggan restoran yang dulu datang tiap hari sekarang cuma datang sekali atau dua kali seminggu. Banyak pelanggan juga turunkan kelas pembelian mereka. Kondisi ini buat perusahaan tahan kenaikan gaji, cuma kasih penyesuaian standar untuk ikuti biaya hidup. Para pelaku usaha prediksi jumlah tenaga kerja akan stabil di 2025 dan rekrutmen baru kemungkinan naik di 2026.
Tapi, keadaan tidak semuanya suram. Beberapa analis lihat ada titik cerah di tahun-tahun depan. Seiring kebijakan bank sentral yang diperkirakan lebih longgar dan pemulihan aktivitas bisnis, prospek lapangan kerja diproyeksi mulai membaik.
Halaman Selanjutnya
“Setelah melemah secara bertahap di 2025, pasar tenaga kerja akan stabil dan mulai tunjukkan tanda-tanda menguat lagi sepanjang tahun. Tingkat pengangguran diperkirakan turun jadi 4,4% setelah capai 4,5% tahun ini,” ungkap Matthew Luzzetti dari Deutsche Bank.