Jerome Polin Mengungkap Kasus Korupsi Pertamina Rp193 T, Hitung Jika Digunakan untuk Membangun Sekolah dan Membiayai Kuliah S1

Minggu, 2 Maret 2025 – 10:00 WIB

Jakarta, VIVA – Jerome Polin menyoroti kasus korupsi Pertamina yang menyebabkan negara merugi Rp193,7 triliun. Pria yang dikenal jago matematika ini menghitung jumlah kerugian tersebut apabila digunakan untuk berbagai hal.

Baca Juga :

Ahok Blak-blakan Bicara Kasus Korupsi Pertamina, Bongkar Keterlibatan Oknum BPK

Pertama, Jerome menghitung apabila uang itu digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Apabila dalam satu bulan mengeluarkan uang 1 miliar, maka uang 1 triliun baru akan habis dalam waktu 83 tahun. Jika pengeluaran satu bulan 500 juta, maka 1 triliun akan habis dalam waktu 166 tahun.

Baca Juga :

Aset Semua BUMN Bakal Dikelola Danantara, Erick Thohir: Transformasi Total

“Kalian pernah kepikiran gak sih, uang Rp1 triliun, itu sebanyak apa. Rp1 triliun itu nolnya ada 12. Artinya 1.000 miliar guys. Coba kita misalin perbulan, kita ngeluarin uang Rp1 miliar perbulan ya, pertahun adalah Rp12 miliar, 1.000 bagi 12 ini sekitar 83 tahun. Bayangin guys, perbulan kalian ngeluarin uang Rp1 M, Rp1 M, Rp1 M, baru habis 83 tahun,” kata Jerome Polin dalam video yang diunggah ke Instagram pribadinya dikutip Minggu, 2 Maret 2025.

“Kalau kalian lumayan hemat, keluarin cuma 500 juta perbulan, artinya ini (83 tahun) dikali 2 jadinya 166 tahun. Bayangin guys, kita aja gak sampai segini (166 tahun), ini udah dua generasi,” tambahnya.

Baca Juga :

Erick Thohir Pastikan Review Total Pertamina Buntut Kasus Korupsi, Ini yang Disoroti

Selanjutnya, jika uang Rp193,7 triliun itu digunakan untuk biaya kuliah S1 atau Sarjana dengan biaya Rp100 juta selama 4 tahun kuliah, maka akan ada 1.930.700 anak Indonesia yang meraih gelar sarjana.

“Di Indonesia kalau mau kuliah S1 di PTN selama 4 tahun 8 semester, itu yang udah cukup mahal harganya Rp100 juta, kalian tahu 1 triliun dibagi 100 juta itu berapa? 10.000. Kalau ada Rp193,7 triliun, ada 1.930.700 orang yang bisa lulus S1. Tahun lalu aja yang daftar SNBT itu cuma 785 ribu orang. Ini baru satu tahun korupsi guys, gimana 5 tahun? Katanya sampai 1 kuadrilium, artinya ini (1.930.700) dikali 1000 lagi, 1 miliar orang bisa kuliah S1, sedangkan penduduk Indonesia aja 270 juta,” kata Jerome.

MEMBACA  Mubadala dan KKR di antara kelompok yang telah melakukan pembicaraan dengan perusahaan data Inggris 9fin

Lebih lanjut, jika uang 193,7 triliun itu digunakan untuk membangun sekolah dengan biaya 1 miliar untuk satu sekolah, maka bisa dibangun 193 ribu sekolah di Indonesia.

“Misalnya kita mau bangun sekolah di Indonesia, satu sekolah 1 M, harga gedungnya, fasilitasnya. 1 triliun aja bisa bangun 1000 sekolah guys, kalau 193 triliun artinya berapa? 193.000 sekolah,” kata Jerome.

“Jujur, aku sebelum ngitung ini, aku mikir Rp1 triliun, Rp193 triliun, kayak mati rasa gitu, tapi setelah dihitung-hitung, bisa dipakai buat apa saja? Itu langsung kayak bisa dipakai buat ini ya, bayangin deh kalau uang-uang korupsi ini itu dipakai dengan benar, dialokasikan untuk pendidikan Indonesia misalnya atau bangun Indonesia, bisa semaju apa kita,” tambah Jerome.

Halaman Selanjutnya

“Di Indonesia kalau mau kuliah S1 di PTN selama 4 tahun 8 semester, itu yang udah cukup mahal harganya Rp100 juta, kalian tahu 1 triliun dibagi 100 juta itu berapa? 10.000. Kalau ada Rp193,7 triliun, ada 1.930.700 orang yang bisa lulus S1. Tahun lalu aja yang daftar SNBT itu cuma 785 ribu orang. Ini baru satu tahun korupsi guys, gimana 5 tahun? Katanya sampai 1 kuadrilium, artinya ini (1.930.700) dikali 1000 lagi, 1 miliar orang bisa kuliah S1, sedangkan penduduk Indonesia aja 270 juta,” kata Jerome.