Jakarta (ANTARA) – Menteri Pembangunan Keluarga dan Kependudukan Wihaji memuji Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas pemberian beasiswa kepada keluarga yang menggunakan program perencanaan keluarga.
Menurut pernyataan kementerian yang diterima di sini pada hari Selasa, dia menyatakan dukungan kuatnya terhadap rencana Provinsi Jawa Barat untuk memberikan beasiswa dan menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mencapai tujuan perencanaan keluarga.
“Pemerintah memiliki peran dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk terutama melalui metode kontrasepsi. Oleh karena itu, pengendalian penduduk memerlukan kerja sama antara kementerian dan lembaga dari pusat hingga desa,” katanya dalam Rapat Koordinasi Kesejahteraan Rakyat Jawa Barat.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Kota Bandung pada hari Senin, dia juga menandatangani “Deklarasi Khusus Jawa Barat,” yang menyatakan kesiapan provinsi untuk berkolaborasi dalam menciptakan desa dan kota tanpa kematian ibu dan bayi.
Deklarasi juga menyatakan kesiapan provinsi untuk mencegah kasus stunting baru.
Dia menguraikan beberapa program unggulan kementerian, yang meliputi Gerakan Orang Tua Asuh Pencegahan Stunting (Genting), Taman Bermain Ramah Anak dan Ibu (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), AI-SuperApps untuk Keluarga, dan Lansia Mandiri (Sidaya).
“Program-program kementerian sangat bermanfaat bagi masyarakat dan terkait dengan Asta Cita ke-6, yang menekankan membangun dari tingkat desa dan akar rumput untuk mencapai kesetaraan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan,” katanya.
Menteri juga mencatat bahwa 15 kabupaten/kota di Jawa Barat mencapai Total Fertility Rate (TFR) sebesar 2,03 pada tahun 2024, yang berada di bawah tingkat penggantian. Angka tersebut menunjukkan kondisi positif dari ukuran dan kualitas keluarga.
Wihaji juga menyatakan bahwa bonus demografi penduduk akan meningkatkan akumulasi aset karena meningkatnya harapan hidup.