Jumat, 12 September 2025 – 09:14 WIB
Kupang, VIVA – Tim SAR Gabungan akhirnya menemukan seorang balita berusia 13 bulan bernama Achiles Agustinus Busa Jago dalam keadaan meninggal dunia. Ia hilang saat terjadi banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, yang juga sebagai Koordinator Misi SAR, mengatakan Achiles adalah satu dari empat korban yang masih hilang pasca bencana itu.
"Korban ditemukan pada Kamis pukul 10.00 WITA, 11 September 2025, sekitar dua kilometer dari rumahnya dan langsung dievakuasi ke posko medis Tim SAR Gabungan," jelas Fathur pada Jumat pagi, 12 September 2025.
Operasi pencarian untuk tiga korban hilang lainnya masih terus berlanjut di Nagekeo.
“Tim SAR Gabungan juga mengerahkan tiga unit ekskavator untuk mengali tanah bekas banjir di lokasi, serta memakai drone termal dari Kantor SAR Maumere untuk pencarian dari udara,” ujar Fathur Rahman.
“Saya yakin dengan sinergi kerja Tim SAR Gabungan akan memberikan hasil yang baik. Penemuan satu korban ini membuktikan kerja keras tim,” tambahnya.
Tiga korban yang masih dicari adalah Mariano Tom Busa Jago (ayah dari Achiles), Sebastiana So’o (42 tahun), dan cucunya Desiderius Geraldi (bayi 14 bulan). Sementara korban meninggal lainnya selain Achiles adalah Elgius Sopi Bela (35 tahun), Fancelina Meli Boa (60 tahun), Maria Kondriani F. Nua (6 bulan), dan Agustinus Lena, yang dilaporkan meninggal karena syok berat setelah banjir bandang.
Kecamatan Mauponggo Jadi Titik Terparah
Mengutip pernyataan Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, pada Rabu, 10 September 2025, Kecamatan Mauponggo adalah salah satu wilayah yang paling parah terdampak bencana.
Di Desa Sawu, longsor terjadi di beberapa titik jalan nasional dan jalan warga, menyebabkan akses terputus. Banjir bandang di sekitar Puuboa-Sawu, khususnya di jembatan Teodhae 1 dan Teodhae 2, mengakibatkan empat korban jiwa dan empat orang lainnya masih hilang.
Banjir bandang yang berasal dari Gunung Abulobo juga menghanyutkan rumah, merusak lahan pertanian, dan memaksa keluarga korban yang selamat mengungsi ke kampung Guyuwolo. Sementara itu, jalur Sawu-Mulakoli terputus total.
Menurut BMKG, cuaca ekstrem di Nagekeo dipicu oleh aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial yang melintas di wilayah Nusa Tenggara. Gelombang ini bersifat sementara karena seluruh wilayah NTT saat ini masih dalam musim kemarau.
Laporan: Jo Kenaru/ NTT