Jangan Keliru! Dokter Jelaskan Liposuction Bukan Solusi Cepat Turunkan Berat Badan

Minggu, 30 November 2025 – 04:30 WIB

Jakarta, VIVA – Di tengah tren perawatan tubuh yang lagi hits, prosedur liposuction sering kali disalahartikan sebagai cara instan buat nurunin berat badan. Banyak yang mikir, sekali operasi, semua masalah lemak langsung beres.

Baca Juga:
Mengenal Tren ‘Micro-Walks’, Olahraga 30 Detik yang Ampuh untuk Menurunkan Berat Badan

Padahal, menurut Dr. Ida Bagoes Insani dari RS Pondok Indah (RSPI), pemikiran itu udah salah dari awal. Yuk, scroll untuk info lengkapnya!

“Liposuction itu bukan buat menurunkan berat badan, bukan pengganti gaya hidup sehat, dan bukan pengganti olahraga,” jelas beliau di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Baca Juga:
Benarkah Cuka Apel Bisa Menurunkan Berat Badan? Ini Faktanya!

Selama pola pikir ini belum dibenerin, tindakan apa pun berisiko bikin pasien kecewa atau bahkan berat badannya naik lagi (rebound). Pengalaman Dr. Bagoes nunjukin bahwa kurangnya edukasi sering jadi akar masalahnya.

Baca Juga:
Pilates dan Yoga Sama-sama Populer, Tapi Mana yang Lebih Efektif Menurunkan Berat Badan?

Beliau sering banget nemuin pasien yang baru aja operasi di luar negeri, tapi malah balik dengan tubuh yang lebih gendut dari sebelumnya. Mereka kira lemaknya udah ilang buat selamanya, jadi balik lagi ke pola hidup yang sembarangan.

“Saya sering lihat pasien yang operasi di luar negeri: hari ini lipo, pulang ke Indonesia, makan sembarangan, lifestyle nggak dijaga, akhirnya malah jadi lebih gemuk dari sebelum dilipo,” ujarnya.

Makanya, di RSPI, pendekatannya nggak cuma soal tindakan operasinya doang, tapi lebih ke pemahaman yang menyeluruh. “Tujuan kami bukan supaya pasien pasti operasi di kami. Yang penting, pasien punya pemahaman yang bener dulu, biar dia bisa putusin yang terbaik untuk dirinya sendiri.”

MEMBACA  Strategi ASDP Menghadapi Peningkatan Jumlah Penumpang di Merak saat Long Weekend HUT RI ke-80

Sebelum tindakan dilakukan, setiap pasien harus melalui proses screening yang ketat demi keamanan. Pemeriksaan fisik, laboratorium, rekam jantung, rontgen, sampai konsultasi sama spesialis dilakukan buat mastiin tubuhnya benar-benar siap.

Nggak semua orang bisa jalani liposuction loh. Pasien dengan diabetes atau hipertensi yang nggak terkontrol, penyakit jantung berat, pengguna pengencer darah, ibu hamil, sampai ibu menyusui harus nunda atau bahkan nggak boleh jalani prosedur ini.

Buat Dr. Bagoes, keselamatan pasien jauh lebih penting daripada cuma sekedar nurutin permintaan buat penampilan. Hasil liposuction juga beda-beda tergantung usianya.

Pada pasien yang masih berusia 20-an, kulitnya biasanya lebih elastis jadi lebih gampang nempel kembali setelah lemaknya diambil. Sementara kalo yang usianya udah 50-an, kulitnya cenderung lebih kendur. Teknologi laser-assisted liposuction bisa bantu mengencangkan kulit supaya nggak bergelambir, tapi proses pemulihan kulit tetep tergantung sama usia dan kualitas jaringan masing-masing orang.

Halaman Selanjutnya

Tapi, inti paling penting dari liposuction justru ada di luar ruang operasi. Setelah lemak dibantu dihilangkan, semuanya kembali lagi ke gaya hidup yang dijalanin sama pasien.