Jangan Abaikan, Pentingnya Memeriksa Kondisi Ban Mobil Setelah Perjalanan Jauh

Rabu, 1 Mei 2024 – 06:12 WIB

Jakarta, 1 Mei 2024 – Para pemilik kendaraan seharusnya tidak mengabaikan kondisi ban mobil setelah melakukan perjalanan jauh, seperti saat mudik lebaran beberapa waktu lalu. Karena ban merupakan komponen penting yang berkaitan dengan keselamatan berkendara.

Ban harus tetap dalam kondisi optimal untuk digunakan sehari-hari setelah mudik. Bridgestone menyarankan para pemilik mobil untuk melakukan pemeriksaan ulang.

“Ban mobil merupakan salah satu faktor kunci dalam keselamatan pengendara dan penumpang. Setelah perjalanan panjang pulang dari kampung halaman, ban perlu diperiksa untuk menjaga keselamatan pengendara dan penumpang agar tetap nyaman saat dikendarai setelah liburan,” ujar Deputy Head of Original Equipment (OE) Bridgestone Indonesia, Fisa Rizqiano, dalam keterangan resminya kepada VIVA Otomotif, Rabu 1 Mei 2024.

Setidaknya ada 4 hal yang perlu diperhatikan saat melakukan pemeriksaan ban, yaitu:
1. Tekanan angin

Meskipun ban tidak mengalami kejadian yang dapat menurunkan tekanan angin (seperti bocor karena tusukan atau bocor di pentil), pada kondisi normal, tekanan angin pada ban dapat berkurang secara perlahan melalui pori-pori ban yang biasa disebut sebagai proses ‘osmosis’.

Selain itu, tekanan ban juga bisa berkurang setelah berkendara karena panas gesekan jalan menghangatkan udara di dalam ban. Peningkatan suhu ini menyebabkan udara mengembang sehingga tekanan ban berkurang. Oleh karena itu, penting untuk memeriksa tekanan angin dan menyesuaikannya dengan standar.

Waktu terbaik untuk memeriksa tekanan ban adalah ketika ban dalam keadaan dingin, idealnya setelah kendaraan berhenti selama kurang lebih tiga jam. Perlu diingat bahwa tekanan pada sumbu yang sejajar harus sama, sementara tekanan pada ban depan dan belakang dapat berbeda.

Informasi mengenai tekanan ban ideal dapat ditemukan pada lis pintu sopir atau pada buku manual kendaraan. Jangan lupa untuk memeriksa tekanan angin ban serep.

MEMBACA  Penyakit autoimun meningkat setelah pandemi, kata ahli

2. Pemeriksaan fisik ban

Pemeriksaan fisik ban meliputi dinding ban (sidewall). Jika tapak ban sudah aus, kendaraan dapat tetap tergelincir meskipun roda sudah terkunci saat pengereman mendadak. Untuk mengetahui tingkat keausan ban, perhatikan Tire Wear Indicator (TWI) yang terdapat pada dinding samping ban.

Jika tapak ban sudah sejajar dengan garis TWI, artinya kedalaman tapak yang tersisa sudah kurang dari batas aman, yaitu 1.6mm, dan perlu diganti. Selain itu, perhatikan juga adanya kerusakan ban seperti retak, benjol, memar, atau adanya paku atau benda asing lain yang menempel pada ban. Tanda-tanda kerusakan tersebut tidak boleh diabaikan karena dapat melemahkan struktur ban, sehingga mudah pecah atau sobek saat terkena benturan.

3. Spooring

Kondisi jalan yang kurang baik selama mudik, seperti sering masuk lubang atau menabrak sesuatu, terutama dengan beban maksimum, dapat mengubah geometri roda (wheel alignment). Disarankan untuk memeriksa dan menyetel ulang roda ke posisi standar.

Perubahan setelan roda dapat menyebabkan keausan cepat dan tidak merata, serta memengaruhi pengendalian dan pengereman mobil di jalan.

4. Rotasi

Jika melakukan perjalanan jauh saat mudik, sebaiknya rotasi ban secara teratur. Dengan menukar roda dari poros berpenggerak ke poros non-penggerak, pengemudi akan mendapatkan pola keausan yang seragam pada semua ban. Hal ini akan membantu menjaga traksi dan pengendalian tetap konsisten pada keempat ban serta meningkatkan kinerja di tikungan dan pengereman, menjadikan kendaraan lebih aman untuk dikendarai secara keseluruhan.

Sumber: Drive