Jumat, 13 Juni 2025 – 20:57 WIB
Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, angkat bicara soal serangan Israel ke ibu kota Iran. Dia khawatir serangan ini bakal pengaruhi harga minyak dan nilai tukar rupiah.
Baca Juga:
Pemerintah Indonesia Harus Dorong PBB Sanksi Israel Karena Serang Banyak Negara
Airlangga bilang, dampak serangan ke harga minyak bakal lambat. Menurutnya, banyak negara bakal berusaha jaga harga minyak gak melonjak.
"Kalau liat di Timur Tengah, transmisinya relatif lambat, tergantung harga minyak. Beberapa negara punya kepentingan buat tekan kenaikan harga, jadi kita tunggu saja," ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat, 13 Juni 2025.
Baca Juga:
Perang Israel-Iran Perburuk Geopolitik Global, Golkar Minta Pemerintah RI Dorong Damai
Foto Ilustrasi Minyak Dunia
Soal dampak ke nilai tukar rupiah, Airlangga gak jelasin detail. Dia bilang, dari sisi perdagangan, dampaknya gak langsung terasa.
"Penjalarannya karena Timur Tengah udah panas. Jadi dari segi perdagangan gak tertransmisi," jelasnya.
Saat ini, pemerintah masih pantau perkembangan setelah serangan Israel ke Iran. "Kan baru tadi pagi. Kita monitor dulu," tambahnya.
Sebelumnya, ledakan besar guncang ibu kota Iran, Teheran, Jumat dini hari, 13 Juni 2025. Warga laporkan dengar setidaknya tiga ledakan keras, dan media pro-pemerintah konfirmasi adanya suara ledakan serta tembakan dari sistem pertahanan udara.
Video di media sosial tunjukkan serangan terjadi di kawasan elite seperti Niavaran, Saadat Abad, dan Shahrek Shahid Mahallati—daerah tempat tinggal pejabat tinggi Iran.
Kantor berita IRNA laporkan ledakan terjadi sekitar pukul 03.20 pagi. Suara ledakan terdengar dari beberapa arah, termasuk wilayah timur Teheran.
IRNA juga konfirmasi sejumlah tokoh penting tewas, termasuk Panglima Garda Revolusi Hossein Salami, ilmuwan nuklir Mohammad Mehdi Tehranchi, dan Fereydoun Abbasi, mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran.