Senin, 30 Juni 2025 – 11:59 WIB
Jakarta, VIVA – Sebuah pengakuan mengejutkan datang dari mantan pejabat tinggi militer Amerika Serikat. Kolonel (purnawirawan) Douglas Macgregor, yang pernah jadi penasihat di Departemen Pertahanan AS, menyatakan bahwa Washington sudah kasih peringatan ke Iran dua jam sebelum serangan udara ke fasilitas nuklir mereka. Info ini diungkap Macgregor lewat media sosial X (dulu Twitter), yang bikin perdebatan soal transparansi dan diplomasi dalam konflik militer kembali panas.
Baca Juga:
Menlu Sugiono: Penutupan Selat Hormuz Bakal Pengaruhi Impor Minyak Indonesia
“Untuk jelasin, AS udah kasih tau Iran dua jam sebelum mereka bom fasilitas nuklir bahwa serangan bakal terjadi,” kata Macgregor.
Pernyataan ini muncul di tengah konflik mematikan antara Iran, Israel, dan AS, yang jadi sorotan global karena dampaknya ke stabilitas Timur Tengah.
Baca Juga:
Menlu Sugiono: RI Mengutuk Serangan Israel ke Iran, Itu Pelanggaran Kedaulatan
Latar Belakang Ketegangan: Israel Serang Iran
Ketegangan memuncak malam 13 Juni 2025, saat Israel luncurkan operasi militer langsung ke wilayah Iran. Ini disebut respons atas dugaan Teheran jalankan program senjata nuklir diam-diam—tuduhan yang selalu dibantah Iran.
Baca Juga:
Ali Khamenei Sebut Trump Lebay, Serangan Amerika Tak Bawa Dampak Signifikan
Dalam operasi itu, Israel gunakan serangan udara dan penyusupan kelompok sabotase. Target utama bukan cuma fasilitas nuklir, tapi juga personel penting seperti jenderal dan ilmuwan nuklir Iran, plus pangkalan udara strategis.
Respons Iran dan Keterlibatan AS
Iran ga tinggal diam. Mereka langsung balas serang Israel. Bentrokan ini berlangsung hampir dua minggu, jadi salah satu eskalasi terparah antara dua negara.
AS akhirnya ikut campur. Malam 22 Juni, AS serang fasilitas nuklir Iran. Menurut Macgregor, serangan ini udah diumumin ke Teheran sebelumnya.
Serangan Balasan Iran ke Pangkalan Militer AS
Sebagai balasan, Iran luncurkan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar—salah satu pangkalan militer AS terbesar di Teluk. Iran klaim serangan ini bukan buat perparah konflik, tapi cuma respons terbatas.
Donald Trump: Serangan Iran Cuma “Pelampiasan”
Presiden AS waktu itu, Donald Trump, bilang dia harap aksi Iran cuma pelampiasan dan bukan picu perang lebih besar. Dia juga sebut masih ada harapan buat perdamaian di Timur Tengah.
“Saya harap itu cuma reaksi emosional sesaat dan kita bisa lanjut ke arah damai,” ujar Trump.
Tak lama kemudian, Trump umumkan Israel dan Iran sepakat gencatan senjata. Ini resmi akhiri perang singkat yang penuh ketegangan selama 12 hari.
Gencatan Senjata dan Harapan Baru
Kesepakatan ini disambut baik banyak pihak. Meski ga selesaiin akar masalah, setidaknya bikin ketegangan mereda dan buka jalan diplomasi.
Tapi, fakta AS kasih peringatan sebelum serang Iran bikin banyak pertanyaan: Apa ini bagian dari strategi diam-diam? Atau cuma taktik hindari perang besar? (Antara)
Halaman Selanjutnya
Respons Iran dan Keterlibatan AS