Rabu, 27 Agustus 2025 – 20:15 WIB
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi yang juga Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, mengatakan bahwa investasi di sektor manufaktur adalah yang paling banyak menyerap tenaga kerja. Wamen Todo mendorong masyarakat untuk mempersiapkan diri karena penyerapan tenaga kerja akan semakin tinggi.
Hal ini disampaikan Wamen Todo dalam diskusi publik Berani Bicara bertajuk “Akankah Realisasi Investasi 2025 Capai Target?” di Rumah Relawan Gatotkaca, Jakarta Selatan.
“Sektor apa yang paling banyak serap tenaga kerja? Yaitu sektor industri manufaktur. Kenapa? Karena masih mengandalkan kekuatan tenaga kerja manual. Berbeda dengan sektor lain, seperti industri pengolahan, yang fokus utamanya adalah strategi teknologi,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi, subsektor manufaktur yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri alas kaki dan kulit, industri makanan dan minuman, industri elektronik dan komponen, serta industri otomotif.
Meski begitu, Todo menjelaskan bahwa penyerapan tenaga kerja sebagai dampak positif investasi harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Sebab, investasi memiliki dampak langsung dan tidak langsung.
Ia memberi contoh sektor industri pengolahan smelter nikel. Penyerapan tenaga kerjanya mungkin lebih rendah dibandingkan manufaktur, tetapi mampu menciptakan ekosistem ekonomi dengan nilai yang sangat besar.
“Mungkin jumlah tenaga kerjanya lebih sedikit dibanding pabrik sepatu,” katanya.
Todo menegaskan, investasi memiliki hubungan yang erat dengan terbentuknya ekosistem ekonomi baru.
Sepakat dengan Wamen Todo, Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan, Fithra Faisal, mengatakan sektor manufaktur memiliki dampak paling besar terhadap penyerapan tenaga kerja.
“Kontribusi sektor manufaktur terhadap perekonomian secara keseluruhan mencapai 19 persen,” jelas Fithra.
Ia yakin bahwa investasi akan membangkitkan sektor industri sekaligus mendorong peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Sehingga, ketika investasi masuk dan industri tumbuh, kualitas SDM juga harus meningkat.
“Yang paling penting adalah peningkatan kapasitas SDM, agar masyarakat bisa berpartisipasi ketika investasi datang,” ujarnya.
Secara umum, Fithra menyebutkan bahwa investasi telah menciptakan sekitar 1,2 juta lapangan kerja baru pada semester I tahun 2025. Ekspektasinya pada semester II dapat mencapai lebih dari 3 juta lapangan kerja baru.
“Totalnya bisa menyerap antara 3,5 hingga 3,6 juta tenaga kerja,” tegasnya.
Halaman Selanjutnya
Todo menegaskan, investasi memiliki korelasi erat dengan terbentuknya ekosistem ekonomi baru.