Jakarta (ANTARA) – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan dukungannya untuk investasi pakan ayam dan peternakan susu di Aceh. Langkah ini dinilai strategis untuk mempercepat pemulihan ekonomi daerah pasca bencana banjir baru-baru ini.
Menurutnya, investasi ini akan mencakup pengembangan peternakan dari hulu hingga hilir, termasuk pembangunan pabrik pengolahan susu dan sistem produksi terpadu. Tujuannya untuk memperkuat ketersediaan protein hewani sekaligus membuka lapangan kerja baru.
“Berdasarkan diskusi mengenai investasi pakan ayam dan produksi susu di Aceh, kami mendukung investasi peternakan mulai dari sektor hulu sampai ke pabrik susu,” ujarnya usai bertemu dengan Gubernur Aceh Muzakir Manaf di Jakarta, Senin (22 Desember).
Dia mencatat, semua lokasi investasi direncanakan berada di Aceh. Dukungan pemerintah diberikan melalui rekomendasi kebijakan, fasilitasi perizinan, dan upaya memperkuat ekosistem bisnis agar investor swasta bisa beroperasi secara optimal.
Sulaiman juga memastikan bahwa pengembangan peternakan—dari produksi pakan, pembibitan, hingga pengolahan—akan diintegrasikan. Hal ini membantu daerah memenuhi kebutuhannya tanpa ketergantungan berlebihan pada pasokan dari luar.
“Ini dimaksudkan untuk mendukung pemulihan ekonomi setelah bencana banjir di Aceh,” tegasnya.
Selain Aceh, konsep investasi serupa juga diperluas ke Indonesia bagian timur, termasuk Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Tujuannya mendorong pengembangan pangan dan protein nasional yang lebih merata.
Dia menjelaskan, investasi di Aceh ini berasal dari sektor swasta dan bukan bagian dari proyek Danantara. Fokusnya adalah membangun sistem produksi yang mampu mendukung kebutuhan regional sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.
Menteri menyatakan bahwa investasi peternakan merupakan instrumen kunci untuk pemulihan pasca bencana. Sebab, dapat menstimulasi sektor riil, meningkatkan pendapatan petani dan peternak, serta menjaga stabilitas pasokan pangan.
Namun, Sulaiman tidak merincikan nilai investasi atau mengidentifikasi investor-nya. Dia hanya mengonfirmasi bahwa rencana masih disiapkan dengan pihak swasta sebagai pelaksananya.
Pemerintah menargetkan pengembangan bertahap investasi peternakan di 13 lokasi mulai Januari 2026. Ini jadi fondasi untuk kemandirian pangan daerah berbasis potensi lokal.
Pengembangan ini akan didukung pendanaan Rp20 triliun (sekitar US$1,1 miliar) dari dana kekayaan negara, Danantara.
Lokasi yang direncanakan untuk fase pertama pengembangan kluster ayam petelur dan pedaging meliputi Aceh, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Papua Selatan, dan Jawa Timur.
Akan tetapi, dengan rencana masuknya investor swasta untuk mengembangkan fasilitas peternakan di Aceh, kuota pengembangan peternakan dalam skema Danantara akan dialihkan ke daerah lain, kata Sulaiman.
Berita terkait: Indonesia dorong asosiasi sapi tingkatkan produksi daging
Berita terkait: Indonesia pastikan harga sapi stabil jelang Natal dan Tahun Baru
Penerjemah: Muhammad Harianto, Resinta Sulistiyandari
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025