Integrasi Tembok Pantai dan Mangrove Direncanakan untuk Pesisir Utara Jawa

Jakarta (ANTARA) – Pembangunan sea wall (tembok laut) di sepanjang pesisir utara Jawa (Pantura) akan dipadukan dengan restorasi mangrove sebagai solusi alami untuk melindungi garis pantai dari bencana lingkungan, kata seorang pejabat.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Daerah Agus Harimurti Yudhoyono menyatakan pada Selasa bahwa Presiden Prabowo Subianto telah meminta pendekatan terintegrasi yang menggabungkan infrastruktur buatan manusia, seperti sea wall, dengan pertahanan alami seperti sabuk mangrove.

“Tidak semua bagian garis pantai Pantura membutuhkan sea wall. Pembangunannya akan dipandu oleh topografi lokal,” jelas menteri tersebut.

Usai rapat dengan Kepala Otoritas Pantura Didit Herdiawan Ashaf dan Presiden Prabowo, Yudhoyono menekankan bahwa daerah tertentu mengalami penurunan tanah yang parah, sehingga sea wall menjadi intervensi yang diperlukan.

“Kalau kita lihat peta pantai utara Jawa, beberapa kontur dan geografinya dalam kondisi buruk. Di daerah itu, suka tidak suka, sea wall harus dibangun—beberapa kilometer ke daratan,” ujarnya.

Di wilayah dengan geografi yang lebih stabil, mangrove menawarkan alternatif yang layak dan efisien untuk melindungi masyarakat. Yudhoyono menekankan bahwa melindungi kawasan Pantura sangat penting untuk melindungi warga dari berbagai ancaman, mulai dari penurunan tanah hingga banjir dadakan.

“Kami juga bertujuan untuk melindungi zona industri strategis dan kawasan ekonomi khusus yang terletak di sepanjang pesisir utara Jawa,” tambahnya.

Berita terkait: Indonesia dan China bahas sea wall dan kereta cepat dalam pembicaraan di Beijing

Berita terkait: Indonesia cari investasi global untuk proyek sea wall raksasa senilai $80 miliar

Penerjemah: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

MEMBACA  UnitedHealth Menunjuk CEO Baru untuk Memimpin Divisi Layanan Kesehatan