Jakarta (ANTARA) – Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia sedang mengeksplorasi cara untuk memajukan pengembangan kecerdasan buatan (AI) bersama Prof. Dawn Song dari Universitas California, Berkeley.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Jumat lalu, Wakil Menteri Nezar Patria mengatakan bahwa kementerian telah berdiskusi dengan Song, seorang ahli AI dan keamanan digital yang diakui secara luas dan telah menerima banyak penghargaan, tentang kemajuan inisiatif AI nasional.
“Pertemuan hari ini dengan Prof. Dawn Song berfokus pada pentingnya membentuk jaringan lembaga keamanan AI untuk memastikan pengembangan AI yang aman dan etis,” ujar Patria.
Dia menjelaskan bahwa jaringan tersebut akan menjadi wadah kolaborasi bagi instansi pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, dan pelaku industri.
Diskusi juga menekankan dukungan untuk penelitian tentang interpretabilitas AI, ketahanan, serta mitigasi risiko.
Menurut Patria, jaringan ini bisa menjadi pusat masukan penting, termasuk pertukaran pengetahuan tentang praktik terbaik, standar keamanan, dan keselarasan dengan regulasi global.
“Kami juga mendorong adopsi AI yang bertanggung jawab melalui peningkatan kapasitas, keterlibatan publik, dan pengembangan kebijakan,” tambahnya.
Mencapai tujuan ini membutuhkan pemahaman bersama bahwa pengembangan AI harus dipandu oleh kebijakan berbasis penelitian empiris, keahlian multidisiplin, serta praktik terbaik global.
“Rekomendasi utama untuk Indonesia adalah memanfaatkan penelitian teknis untuk membentuk kerangka regulasi yang fokus pada keamanan AI, privasi, dan akuntabilitas,” kata Patria.
Dia juga menekankan perlunya badan penasihat yang terdiri dari ilmuwan AI, ahli etika, pakar hukum, organisasi sipil, dan spesialis lainnya.
Berita terkait: Microsoft data center to have real economic impact: minister
Berita terkait: RI, Slovakia mull alliance to build inclusive AI governance
Penerjemah: Chairul, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025