Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia (RI) telah meningkatkan cadangan karbon di lahan seluas 17.436,18 hektar melalui penanaman 7.248.743 bibit. Ini setara dengan peningkatan cadangan karbon sebanyak 34.478 ton CO2.
“Kemajuan hingga November 2025 telah menaikkan cadangan karbon pada 17.436,18 hektar lahan dan 7.248.743 bibit, setara dengan kenaikan cadangan karbon 34.478,88 ton setara CO2,” kata Agus Justianto, Direktur Proyek fase pertama Kontribusi FOLU Norwegia (FOLU NC-1), di Jakarta pada Selasa.
Pencapaian ini merupakan bagian dari proyek kerjasama Indonesia-Norwegia di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU NC-1) yang bertujuan mencapai target FOLU Net Sink 2030.
Kolaborasi ini dilakukan dibawah skema REDD+.
“Norwegia menyediakan dana kompensasi. Melalui perjanjian internasional ini, hal tersebut masuk dalam skema REDD+,” jelas Agus.
FOLU Net Sink 2030 adalah program strategis Indonesia untuk mencapai emisi nol-bersih di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030.
Kemitraan Indonesia-Norwegia berbasis hasil, di mana Norwegia sejauh ini telah memberikan total USD 216 juta dari janji USD 1 miliar.
Dana tersebut disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) untuk menjamin transparansi, akuntabilitas, dan penggunaan yang efektif.
Penyaluran dananya dibagi menjadi beberapa fase:
Fase 1: USD 56 juta untuk capaan pengurangan emisi tahun 2016–2017.
Fase 2 dan 3: USD 100 juta untuk capaian tahun 2017–2019.
Fase 4: USD 60 juta.
Fase 5: masih dalam tinjauan dan negosiasi.
“Fase berikutnya masih dievaluasi dan dirundingkan. Kami akan menggunakan capaian pengurangan emisi dan kinerja kami untuk menerima kompensasi lebih lanjut dari Norwegia,” tambah Agus.
Berita terkait: Indonesia intensifies reforestation push to meet climate targets
Berita terkait: RI needs greater FOLU emission reductions to reach 2030 peak: Minister
Penerjemah: Anita, Azis Kurmala
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025