Jakarta (ANTARA) – Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan pada Selasa bahwa sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU) harus melakukan reboisasi besar-besaran untuk membantu mencapai target iklim Nationally Determined Contribution Kedua (SNDC).
Dia menjelaskan bahwa SNDC bertujuan mengurangi total emisi dengan memperkuat penyerapan karbon di sektor FOLU.
“FOLU diproyeksikan akan menyerap minus 206 juta ton ekuivalen CO₂ pada tahun 2035. Ini artinya, aktivitas reboisasi harus lebih besar daripada deforestasi,” ujar Nurofiq.
“Reboisasi harus mencakup lebih dari 12 juta hektar. Ini adalah target yang sangat ambisius yang harus dicapai,” imbuhnya.
Pemerintah menargetkan sektor kehutanan untuk mencapai kapasitas net sink yang setara atau lebih besar dari emisi gas rumah kacanya pada 2030, atau FOLU Net Sink 2030.
Nurofiq menegaskan bahwa memperkuat sektor FOLU sangat penting, karena puncak emisi dari sektor energi — salah satu penyumbang terbesar — diproyeksikan baru terjadi pada 2038.
Namun, dia mengakui bahwa upaya reboisasi dan pelestarian ekosistem rentan seperti lahan gambut memerlukan pendanaan yang sangat besar.
Untuk mendukung pendanaan, Indonesia sedang mengembangkan ekosistem nilai ekonomi karbon dengan berpartisipasi dalam pasar karbon sukarela yang sudah beroperasi secara internasional.
Dia menambahkan bahwa pemerintah telah menerbitkan peraturan presiden tentang penerapan instrumen nilai ekonomi karbon dan pengendalian emisi gas rumah kaca nasional untuk memajukan transformasi pasar karbon Indonesia.
Berita terkait: Indonesia rencanakan reboisasi besar-besaran untuk 6,5 juta hektar lahan
Berita terkait: Menteri siapkan peta jalan reboisasi untuk 12 juta hektar hutan
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025