Indonesia Menunggu Keputusan OIC tentang Pemberian Kuota Haji 2025

Jakarta (ANTARA) – Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, telah menyatakan bahwa keputusan mengenai kuota Haji 2025 akan tetap mengikuti mekanisme yang ditentukan oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta pada Jumat sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai tambahan kuota Haji untuk tahun mendatang.

\”Kepastian kuota sama dengan tahun lalu. Akan ditentukan oleh OKI,\” katanya.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan adanya kuota tambahan, Umar menjelaskan bahwa prioritas saat ini adalah memastikan pelaksanaan Haji berjalan tertib.

Ia menekankan bahwa pemerintah berkomitmen untuk memastikan kesiapan layanan Haji sebelum mempertimbangkan kuota tambahan.

Menurut Umar, kuota tambahan hanya akan dipertimbangkan setelah persiapan Haji selesai dilakukan. Hingga saat ini, hal tersebut belum menjadi fokus utama dalam diskusi.

\”Kuota tambahan mungkin membebani pelaksanaan ibadah Haji ini,\” tegasnya.

Namun, ia tidak menutup kemungkinan untuk mendapatkan kuota tambahan jika semua persiapan dilakukan secara profesional.

Keputusan final akan diambil setelah pertemuan dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi pada 13 Januari 2025, ungkapnya.

Mengenai efisiensi dan angka kuota, Umar menyatakan bahwa hal tersebut akan dibahas dengan Dewan Perwakilan Rakyat dalam waktu dekat.

\”Kami akan menjelaskannya setelah pertemuan dengan DPR,\” ujarnya.

Data dari Sistem Komputerisasi dan Informasi Haji Terpadu Kementerian Agama menunjukkan bahwa kuota jemaah Haji Indonesia tahun ini mencapai 241.000.

Angka ini termasuk 213.320 jemaah Haji reguler dan 27.680 jemaah Haji khusus, menjadikannya kuota Haji terbesar yang pernah dialokasikan untuk Indonesia.

Berita terkait: Indonesia mencari ibadah Haji yang terjangkau dan efisien

Berita terkait: Indonesia, Arab Saudi bahas persiapan ibadah Haji

Penerjemah: Andi Firdaus/Mentari Dwi, Resinta S
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  [Pembaruan] Google tentang klaim iklan pop-up baru 'Maps': 'Pin promosi dalam navigasi bukan hal baru'

Tinggalkan komentar