Kementerian Kesehatan sedang meningkatkan penelitian dan pengembangan (R&D) dalam bidang kesehatan dan obat-obatan melalui pendanaan dari sumber-sumber domestik maupun global. Rizka Andalucia, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian tersebut, menyampaikan hal ini untuk menjawab kekhawatiran atas anggaran R&D yang terbatas selama sesi dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada hari Senin.
Beliau mengatakan bahwa selain menggunakan anggaran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk penelitian tentang kesehatan, obat-obatan, dan pengembangan alat kesehatan, kantornya juga mencari pendanaan dari Dana Pendidikan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
LPDP juga memberikan hibah penelitian untuk mahasiswa dan peneliti, katanya.
Selain sumber-sumber domestik, Yayasan Bill Gates mendanai penelitian tentang vaksin dan pengobatan di Indonesia untuk penyakit tropis yang terabaikan melalui Gates Medical Research Institute (MRI).
Menurut Andalucia, selain mempublikasikan hasil penelitian, Kementerian Kesehatan juga mendorong agar penelitian diwujudkan menjadi produk nyata.
Rencana jalan Kementerian untuk meningkatkan penggunaan bahan lokal dalam obat-obatan meliputi analisis bahan-bahan yang ada dari segi volume maupun nilai, katanya.
“Tantangannya adalah bagaimana membuat industri farmasi kita, dengan lebih dari 200 perusahaan, tertarik untuk menggunakan bahan-bahan lokal tersebut,” tambahnya.
Beliau mengatakan bahwa salah satu langkah yang diambil adalah dengan mengamati daftar obat dari Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) untuk melihat obat mana yang paling banyak digunakan. Setelah itu, kementerian akan meminta produsen obat tersebut untuk menggunakan lebih banyak bahan lokal.
Berita terkait: Menteri meminta perusahaan teknologi membuka pusat penelitian kesehatan
Berita terkait: Kementerian mengundang para peneliti untuk memanfaatkan data kesehatan untuk penelitian
Reporter: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024