Jakarta (ANTARA) – Kementerian Agama Indonesia telah menetapkan 1 Maret sebagai hari pertama bulan suci Ramadan, menandai dimulainya kewajiban puasa selama sebulan bagi umat Muslim. “Pertemuan isbat menetapkan bahwa hari pertama Ramadan 1446 Hijri jatuh pada hari Sabtu,” Menteri Agama Nasaruddin Umar mengumumkan dalam konferensi pers pada Jumat. Menjelaskan keputusan tersebut, ia menyatakan bahwa hilal (bulan sabit) telah terlihat di atas ambang batas oleh dua pengamat yang bersumpah di Aceh. Tahun ini, kementerian mengerahkan pengamat ke 125 titik observasi di seluruh negeri. Ambang batas pengamatan hilal—yang mensyaratkan ketinggian minimum 3 derajat dan sudut elongasi minimum 6,4 derajat—ditetapkan sesuai dengan kesepakatan menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), katanya. Namun, Umar mencatat bahwa penetapan hari pertama Ramadan di Indonesia mungkin berbeda dari Singapura dan Brunei karena hasil pengamatan bulan yang berbeda. Saat Indonesia menyambut dimulainya Ramadan, ia berharap bulan suci ini akan membawa energi positif dan berkah bagi bangsa. “Ramadan tidak hanya memupuk hubungan ‘vertikal’ (antara manusia dan Allah) tetapi juga menekankan belas kasihan terhadap sesama. Seorang Muslim tidak hanya harus fokus pada Allah tetapi juga peduli terhadap sesama manusia dan lingkungan,” kata Umar. Pertemuan isbat dimulai pukul 16.30 waktu Jakarta dengan presentasi oleh para ahli tentang posisi hilal berdasarkan data astronomi. Acara dilanjutkan dengan salat Maghrib, diikuti oleh sesi tertutup untuk menetapkan awal Ramadan. Hasilnya kemudian diumumkan dalam konferensi pers. Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari organisasi keagamaan, ahli astronomi, legislator, dan duta besar. Berita terkait: Presiden Prabowo memerintahkan pemotongan tarif tol dan tiket pesawat untuk perjalanan Ramadan, Idul Fitri Berita terkait: Masjid Istiqlal Indonesia akan menyediakan 4.000 hidangan berbuka puasa setiap hari Translator: Asep Firmansyah, Nabil Ihsan Editor: Anton Santoso Copyright © ANTARA 2025
