Indonesia mendorong untuk menghubungkan upaya keamanan air global dan iklim

Indonesia akan menjadi pelopor pendirian pusat keunggulan terintegrasi (CoE) mengenai ketahanan air dan iklim untuk mengatasi krisis air global. Inisiatif ini muncul dari 10th World Water Forum yang sedang berlangsung di Bali.

“Pusat keunggulan sudah ada, tetapi mereka beroperasi secara independen,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), di Nusa Dua, Bali, pada hari Kamis.

Dia mengatakan bahwa lima kelompok kerja telah dibentuk untuk mempersiapkan langkah-langkah konkret dan akan diikuti dengan cara yang terkoordinasi dengan pusat keunggulan lainnya. Mereka termasuk manajemen sumber daya air terpadu, terutama di negara berkembang dan negara kepulauan, serta manajemen danau yang berkelanjutan.

“Kami akan mengadakan pertemuan reguler setidaknya sekali setiap enam bulan untuk memastikan kemajuan yang berkelanjutan pada inisiatif kelompok kerja,” kata Karnawati.

CoE akan menjadi landasan dari sebuah aliansi yang mengkoordinasikan berbagai pusat keunggulan yang menangani masalah air secara global. Menurutnya, kelangkaan air telah menjadi masalah yang lebih mendesak dalam 30 tahun sejak pertemuan World Water Forum pertama. Meskipun kemajuan ilmiah, inovasi teknologi, dan komitmen politik, masalah air tetap ada.

“Ini karena kita bekerja secara individu, mungkin karena kurangnya komunikasi dan koordinasi saling menguntungkan,” jelasnya.

Pemerintah Indonesia sebelumnya mengusulkan CoE mengenai keamanan air dan iklim di 10th World Water Forum, yang akan berlangsung hingga 25 Mei. Usulan tersebut disahkan dan menjadi salah satu dari tiga bagian deklarasi 10th Ministerial Meeting of the World Water Forum, yang dihadiri oleh 106 negara dan 27 organisasi internasional.

Selain CoE mengenai keamanan air dan iklim, deklarasi juga mencakup manajemen sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil dan usulan untuk Hari Danau Dunia.

MEMBACA  3 Fakta Tentang Kesehatan Ruben Onsu, Turun setelah Mengisi Acara di Majalengka

Melalui CoE, negara-negara di Global Selatan yang menghadapi masalah terkait banjir, sedimentasi akibat letusan yang merusak sungai, dan masalah manajemen air lainnya akan saling mendidik, bertukar ide, dan berbagi pengalaman untuk menentukan solusi terbaik.