Indonesia mendorong sinergi untuk membangun budaya ilmiah yang kuat

Deputi Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi, Stella Christie, menekankan pentingnya memupuk sinergi di antara pemangku kepentingan untuk menciptakan atmosfer kompetitif bagi para peneliti nasional dan membangun budaya ilmiah yang unggul.

“Kompetisi dan kolaborasi adalah tulang punggung. Tanpa keduanya, budaya ilmiah yang unggul akan sulit tercapai,” katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Christie mengamati bahwa pemangku kepentingan terkait di Indonesia dapat bekerja sama untuk mengambil berbagai langkah untuk merangsang kompetisi ilmiah, seperti dengan memberikan insentif keuangan dan non-keuangan bagi para peneliti.

“Tanpa insentif, para peneliti tidak dapat melakukan penelitian yang kompetitif dan luar biasa. Di China, misalnya, insentif menyumbang 15-20 persen dari dana penelitian,” jelasnya.

Mengenai insentif non-keuangan, deputi menteri menekankan perlunya menyederhanakan proses administrasi, memastikan bahwa birokrasi memfasilitasi daripada menghambat pekerjaan para peneliti.

“Para peneliti adalah orang-orang yang paling memahami topik-topik yang sedang diteliti. Oleh karena itu, mereka tidak boleh menghadapi proses administrasi yang membebani, yang dapat mengalihkan perhatian mereka dari tujuan utama mereka,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya menerapkan sistem review yang kredibel dan transparan, seperti review double-blind, di mana reviewer maupun penulis proposal penelitian tidak saling mengetahui identitas masing-masing.

Christie menegaskan kembali bahwa kolaborasi di antara pemangku kepentingan sangat penting untuk berhasil menerapkan insentif yang membuka jalan bagi budaya ilmiah yang unggul di Indonesia.

“Institusi pemerintah dapat bekerja sama untuk mengembangkan sistem yang mendukung insentif keuangan dan mekanisme review melalui regulasi dan undang-undang. Sementara itu, universitas dapat berkontribusi dengan menyederhanakan proses administrasi dan meningkatkan cara penyajian penelitian,” ujarnya.

Berita terkait: Pemerintah berupaya menanamkan pola pikir riset kepada siswa

MEMBACA  Kiai dan Gus Pengasuh Pondok Pesantren di Sragen Mendeklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran.

Berita terkait: Indonesia Emas membutuhkan negara untuk menerapkan pola pikir ilmiah: Menteri

Translator: Sean F, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024