Deputi Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi, Stella Christie, meminta ASEAN untuk merancang kebijakan pendidikan tentang penggunaan kecerdasan buatan (AI). “Menanggapi perkembangan kecerdasan buatan, ASEAN perlu merancang kebijakan pendidikan terkait aspek kesiapan dan tanggung jawab dalam implementasi AI,” kata dia dalam 1st Regional Policy Convening of AI Ready ASEAN di Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada hari Rabu.
Dalam desain kebijakan tersebut, ASEAN juga perlu memperkuat literasi publik yang baik tentang AI, tambahnya. Literasi, dalam hal ini, tidak hanya berarti seseorang mengetahui tentang keberadaan AI, tetapi juga mencakup tiga aspek lainnya. Pertama, setiap orang harus dapat mengevaluasi apakah sebuah masalah dapat diselesaikan dengan AI atau harus dilakukan dengan campur tangan manusia. Kedua, setiap orang harus dapat menjelaskan mengapa AI tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tertentu. “Ketiga, mampu membuat rencana tertentu yang menggabungkan aspek AI dan manusia untuk menyelesaikan masalah,” tambah Christie, yang merupakan seorang profesor psikologi kognitif.
Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Indonesia mendukung berbagai inisiatif program yang dilaksanakan oleh Yayasan ASEAN melalui program AI Ready ASEAN. Dia menyatakan harapannya bahwa penggunaan AI yang masif dan bertanggung jawab dapat meningkatkan kemampuan akademisi di perguruan tinggi Indonesia serta membantu mempersiapkan bakat-bakat muda, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM).
Dengan tema “Mendorong Peluang AI yang Aman, Aman, dan Terpercaya di Wilayah Ini,” 1st Regional Policy Convening of AI Ready ASEAN bertujuan untuk mengumpulkan pembuat kebijakan, praktisi AI, serta perwakilan negara-negara ASEAN untuk mendiskusikan masalah ini. AI Ready ASEAN adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan pemuda, pendidik, dan orangtua dalam mempromosikan penggunaan AI yang bertanggung jawab.
Program ini, yang didukung oleh Google, mencakup kampanye regional untuk menyoroti AI sebagai keterampilan kritis untuk masa depan, dengan tujuan meningkatkan literasi AI dasar di kalangan audiens yang lebih luas. Berita terkait: Indonesia mendorong tata kelola AI inklusif di puncak global Berita terkait: Ekosistem digital berkelanjutan dapat membuat RI menjadi pemimpin dalam AI: Hafid
Penerjemah: Sean Filo Muhamad, Yashinta Difa Editor: Arie Novarina Hak cipta © ANTARA 2025