Indonesia mendesak persatuan D-8 untuk membela Palestina, Lebanon

Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa anggota Developing 8 (D-8) tidak boleh terbagi-bagi dan harus menjaga persatuan untuk mempertahankan kemerdekaan Palestina dan perdamaian di Lebanon.

“Kita harus bekerja untuk memiliki kerja sama yang erat di antara kita. Kita harus bekerja untuk memiliki satu suara dan tidak terbagi,” katanya dalam sesi tentang Palestina dan Lebanon di KTT ke-11 D-8 di Kairo, Mesir, pada Kamis, yang dipantau secara online di sini.

Ia mencatat bahwa meskipun umat Islam merupakan 25 persen dari populasi global, dukungan untuk kedaulatan Palestina dan Lebanon belum tercapai karena adanya perpecahan di antara umat Islam.

“Kita melihat Sudan, pemimpin Muslim melawan pemimpin Muslim; kita melihat Libya, pemimpin Muslim melawan pemimpin Muslim; kita melihat Yaman, pemimpin Muslim melawan pemimpin Muslim. Kapan hal ini akan berakhir?” tegasnya.

Prabowo juga menilai bahwa upaya saat ini oleh negara-negara belum cukup memberikan dukungan yang memadai kepada negara-negara yang kurang beruntung.

Dukungan untuk menjaga kedaulatan dua negara yang juga memiliki mayoritas penduduk Muslim dianggap masih terbatas pada deklarasi di berbagai acara global.

Berita terkait: Negara-negara anggota D-8 harus bersatu untuk membantu Palestina: Menteri Luar Negeri

Meskipun banyak yang telah mengirim bantuan kemanusiaan ke dua negara tersebut, persatuan dari semua negara mayoritas Muslim dianggap penting agar pesan kemerdekaan bagi Palestina dan penyelesaian konflik di Lebanon dapat terdengar secara global dan tercapai dengan segera.

“Saya menyerukan persatuan. Saya menyerukan kerja sama,” tegasnya.

Dibentuk pada tahun 1997, Organisasi Kerja Sama Ekonomi D-8 terdiri dari delapan negara yang juga merupakan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI): Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Nigeria, Pakistan, dan Türkiye.

MEMBACA  Dorongan Kongres untuk melarang TikTok mengikuti tahun-tahun kekhawatiran dari pejabat terpilih tentang campur tangan pemilihan dan spionase Tiongkok

Pada KTT ke-11 D-8, Presiden Prabowo didampingi oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas, dan Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf.

Berita terkait: Indonesia meyakinkan komitmen terus menerus terhadap misi UNIFIL

Penerjemah: Livia Kristianti, Raka Adji
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024

Tinggalkan komentar