Kolaborasi antara sektor publik dan swasta…melalui ASCN dan platform lain yang relevan dapat membawa solusi yang lebih baik untuk pengembangan kota pintar.Jakarta (ANTARA) – Indonesia, sebagai penggembala ASEAN Smart City Network (ASCN), telah memperkuat kemitraan lintas pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, untuk mewujudkan kota pintar, tangguh, dan berkelanjutan.
\”Kolaborasi antara sektor publik dan swasta, sebagai pemangku kepentingan yang lebih luas, melalui ASCN dan platform lain yang relevan dapat membawa solusi yang lebih baik untuk pengembangan kota pintar,\” kata Direktur Jenderal Pembangunan Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Amran, seperti dikutip dalam pernyataan pers yang diterbitkan di sini pada Jumat.
Ia menyampaikan pendapat tersebut dalam pertemuan tahunan ke-7 ASCN di Luang Prabang, Laos, pada hari Rabu.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang dan pemahaman tentang inisiatif perkotaan pintar dan berkelanjutan.
Ini berfungsi sebagai platform bagi negara-negara ASEAN untuk bertukar dan mendiskusikan praktik baik serta pelajaran dari penerapan solusi pintar untuk mengatasi masalah perkotaan.
\”Sejak didirikan, ASCN telah tumbuh pesat dengan sekitar 50 proyek dan 40 kemitraan untuk memberikan dukungan, pembangunan kapasitas, berbagi pengetahuan, dan bantuan teknis,\” Amran mencatat.
Sebagai salah satu penggembala ASCN, Indonesia bermaksud mendorong pengembangan kota pintar, berkelanjutan, dan tangguh.
Indonesia telah berkontribusi dalam upaya untuk meningkatkan konektivitas ASEAN dan ketangguhan di tengah dinamika geopolitik dan geoekonomi global saat ini.
Perwakilan dari beberapa pemerintah kabupaten/kota di Indonesia juga menjadi pembicara dalam konferensi ASCN.
Sebagai contoh, kota Makassar, yang merupakan bagian dari kota-kota ASCN, memamerkan program “Lorong Wisata” atau Terowongan Pariwisata, yang memiliki 21 fokus, termasuk keamanan pangan, pengendalian inflasi, ekonomi sirkular, pertanian perkotaan, taman kota, mitigasi sosial, dan destinasi wisata baru.
Program tersebut juga mencakup program pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan melibatkan dan memberdayakan masyarakat.
Sementara itu, kabupaten Banyuwangi dari Jawa Timur membagikan detail tentang program Smart Kampung yang didukung oleh Kementerian Lahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang.
Kabupaten tersebut juga membuat presentasi tentang aplikasi yang dikembangkannya, seperti Road Manager, yang membantu pengguna memeriksa kondisi jalan dengan dukungan kecerdasan buatan (AI); dan Bike Sharing, yang merupakan layanan peta untuk rute sepeda ke destinasi wisata Banyuwangi.
Berita terkait: Indonesia, Finlandia memperkuat kerjasama dalam energi hijau, kota pintar
Berita terkait: Nusantara dapat menjadi pelopor kota berbasis transportasi pintar: Wapres
Berita terkait: Kementerian merancang peta jalan untuk sistem pemerintahan pintar di Nusantara
Penerjemah: Narda S, Kenzu
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2024