\”Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan seorang politisi yang memiliki pandangan negarawan dalam menjalankan politik kekuasaan.
\”Untuk menjalankan politik kekuasaan dalam sistem pemerintahan presidensial, dengan keseimbangan cabang kekuasaan, kita membutuhkan negarawan yang juga politisi dan sebaliknya,\” Maharani menyatakan dalam pidato saat sidang bersama DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Kompleks Parlemen di Jakarta pada Jumat.
Puan mengatakan bahwa seorang negarawan akan berpikir sejalan dengan masa depan yang lebih baik bagi negara, sementara politisi akan berpikir tentang hasil pemilu yang lebih baik di masa depan.
\”Visi tanpa kekuasaan akan sia-sia, dan kekuasaan tanpa visi menjadi sewenang-wenang,\” katanya.
Oleh karena itu, ketika negara dipimpin oleh seseorang dengan sikap negarawan dan jiwa politik, kekuasaan negara akan digunakan untuk kesejahteraan rakyat.
\”Kekuasaan negara untuk kebaikan bersama, bukan untuk membesar-besarkan diri sendiri, kelompok, atau kepentingan tertentu,\” tegasnya.
Sidang tahunan MPR tahun ini diselenggarakan dengan tema “Nusantara Baru, Indonesia Maju” yang mencerminkan visi negara untuk kemajuan, termasuk pemindahan ibu kota ke Nusantara dan tujuan kemajuan bangsa.
Sidang tersebut meliputi Sidang Tahunan MPR, Sidang Bersama DPR dan DPD, dan Pembukaan Sidang Paripurna Sidang Pertama DPR untuk periode sidang 2024-2025.
Selama sidang MPR, Presiden Jokowi menyampaikan laporan kinerja lembaga negara dan Pidato Kenegaraan terakhirnya untuk memperingati 79 tahun kemerdekaan Indonesia. Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden pada Oktober 2024.
Selain itu, selama Sidang Paripurna, presiden akan menyampaikan catatan pemerintah mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya.
Berita terkait: Jokowi mengenang BJ Habibie sebagai negarawan dan ilmuwan sejati
Berita terkait: Ketua DPR mengenang Habibie sebagai negarawan besar Indonesia
Translator: Asri Mayang Sari
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024″