Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Akselerasi Ekspor Kreatif (ASIK) untuk meningkatkan volume ekspor barang kreatif, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya.
Saat peluncuran program pada Senin, Harsya mengatakan inisiatif ini dirancang untuk membantu lebih banyak pelaku industri kreatif masuk ke pasar internasional.
“Banyak produk kreatif kita sudah sampai di pasar global. Tapi, kita perlu usaha terus-menerus untuk jaga momentum ini, apalagi di tengah ketegangan geopolitik dan perselisihan tarif sekarang,” jelasnya.
Harsya menerangkan bahwa program ASIK sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat industri kreatif dalam negeri dan mendukung ekspansi global mereka.
Program ini memberikan dukungan seperti kurasi produk, pelatihan, sertifikasi, pemadanan bisnis, dan kesempatan ikut pameran internasional.
Jakarta akan menjadi pusat pelatihan untuk industri fashion, Bali untuk usaha kuliner, dan Yogyakarta untuk bidang fashion, kerajinan, serta kuliner.
Harsya menyebutkan bahwa sektor fashion, kerajinan, dan kuliner telah memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) dan lapangan kerja di Indonesia.
Dia menambahkan bahwa pemerintah juga berencana mengembangkan inisiatif serupa untuk bidang kreatif lain, termasuk film, animasi, musik, gaming, dan aplikasi digital.
Menteri Koperasi dan UKM Maman Abdurrahman yang juga hadir dalam acara itu menekankan peran penting UMKM dalam mendorong ekspor nasional.
Dia menyebut data pemerintah yang menunjukkan ekspor UMKM mencapai Rp900 miliar (sekitar US$55,4 juta) hingga April tahun ini.
“Kami mendukung penuh program ASIK, karena suksesnya ekonomi kreatif juga sukses untuk kementerian kami,” ujarnya.
Berita terkait: Promotor musik Indonesia desak industri musik live jadi prioritas
Berita terkait: Pemerintah dorong perluasan pasar produk kreatif Indonesia
Penerjemah: Fitra A, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025