Jakarta (ANTARA) – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan bahwa tumpeng bukan hanya sekedar hidangan; itu mewakili identitas Indonesia dan juga berfungsi sebagai media diplomasi kuliner.
“Tumpeng mencerminkan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta, sekaligus membawa nilai-nilai kolaborasi dan kebersamaan. Filosofi ini universal dan sangat relevan saat ini, di mana individualitas semakin mendominasi,” kata Fadli Zon dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta pada Minggu.
Dia berargumen bahwa aspek yang mudah dihubungkan ini membuat tumpeng relevan di skala global.
Zon menyampaikan pernyataan itu saat Festival Tumpeng Indonesia 2025 pada Sabtu (23 Agustus).
Pada acara tersebut, dia menekankan bahwa warisan kuliner dan aset budaya Indonesia dapat menjembatani perbedaan sekaligus mendorong ekonomi kreatif.
Hingga 2024, Indonesia telah mendaftarkan 2.213 warisan budaya tak benda, 231 di antaranya adalah masakan tradisional, catatnya. Namun, jumlah ini masih kecil dibandingkan dengan kekayaan tradisi kuliner Indonesia yang sangat besar.
Beberapa makanan tradisional bahkan hampir punah, seperti Itak Poul-Poul dari Sumatera Utara dan Penyurong dari Bangka Belitung.
“Tradisi kuliner adalah bentuk diplomasi budaya yang sangat efektif. Banyak orang di seluruh dunia mengenal Indonesia melalui makanannya. Misalnya, rendang pernah dinobatkan sebagai hidangan terenak di dunia,” kata Zon.
Dia menambahkan bahwa hidangan ikonik lain seperti satai, nasi goreng, dan soto belum dipromosikan secara luas. Karena itu, kementeriannya berkomitmen untuk melestarikan dan mengembangkan aset budaya melalui pendidikan, promosi, dan pengakuan hukum terhadap warisan tak benda.
Dia juga menekankan pentingnya mempromosikan masakan Indonesia secara global, dan menunjuk bahwa negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam memiliki restoran di seluruh dunia.
Sementara itu, restoran Indonesia masih terbatas, meskipun kehadirannya telah meningkat di beberapa negara seperti Turki dalam lima tahun terakhir.
Untuk mengatasi ini, Zon menyarankan kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan dengan pemangku kepentingan seperti Komunitas Gastronomi Indonesia (IGC), Asosiasi Pengusaha Kuliner Nasional (APJI), dan kedutaan besar Indonesia, untuk menyusun daftar restoran Indonesia di luar negeri sebagai titik awal promosi.
Menteri itu menyatakan harapan agar festival ini dapat menumbuhkan kecintaan terhadap masakan nasional di kalangan pemuda, khususnya tumpeng, dan meningkatkan popularitasnya di skala global.
Berita terkait: Seni kuliner Indonesia bisa jadi alat diplomasi: Menteri
Berita terkait: Indonesia incar wisata kuliner untuk tarik lebih banyak wisatawan asing
Penerjemah: Pamela Sakina, Mecca Yumna
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025