Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia Selesaikan Pembicaraan Perdagangan Bebas

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) telah mengumumkan kesimpulan substansial dari negosiasi Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA).

“Saya berharap kedua pihak bisa segera menindaklanjuti dengan menyelesaikan semua tahapan yang diperlukan agar perjanjian ini bisa ditandatangani tahun ini,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di St. Petersburg, Rusia, menurut pernyataan resmi yang dirilis Jumat lalu.

Dia menambahkan bahwa perjanjian ini menjadi momen penting dalam memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan lima anggota EAEU, yaitu Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgizstan, dan Rusia.

Hartarto menyebutkan bahwa kedua belah pihak telah melakukan lima putaran negosiasi dan banyak pertemuan intersesi sejak pembicaraan dimulai pada Desember 2022.

Menurutnya, kedua pihak telah mencapai kesepakatan substansif dan kini fokus pada proses ratifikasi serta finalisasi teknis, dengan tujuan agar perjanjian ini bisa segera diimplementasikan.

Dia berharap perjanjian ini akan membuka peluang ekspor baru untuk komoditas utama Indonesia, seperti minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, kopra, kopi, karet alam, serta mentega kakao.

Melalui kerjasama ini, Indonesia juga mengharapkan peningkatan impor komoditas strategis dari EAEU, termasuk gandum, fosfat, batu bara, bahan baku pupuk kimia, dan besi setengah jadi.

Menteri yang menangani Perdagangan di Komisi Ekonomi Eurasia (EEC), Andrey Slepnev, memuji Indonesia atas hasil negosiasi yang positif, menekankan peran negara Asia Tenggara ini dalam mempererat hubungan dagang dan pertukaran masyarakat.

“Komisi Ekonomi Eurasia siap menandatangani perjanjian tahun ini dan berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan persyaratan teknis yang diperlukan,” tegasnya.

Perjanjian dagang ini sejalan dengan strategi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor ke wilayah non-tradisional.

MEMBACA  Gunung Marapi Meletus Dua Kali, Risiko Abu dan Lahar Tetap Mengancam

Kawasan Eurasia dikenal memiliki potensi besar sebagai tujuan ekspor sekaligus sumber investasi strategis, dengan pertumbuhan PDB rata-rata 4,4 persen, lebih tinggi dari rata-rata global.

Perdagangan antara Indonesia dan EAEU menunjukkan pertumbuhan kuat, mencapai US$1,57 miliar pada Januari-Maret 2025, naik signifikan 84,63% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Indonesia juga aktif mencari investasi dari negara-negara EAEU di sektor prioritas, seperti industri pengolahan, transportasi, logistik, pertambangan, dan pertanian.

Investasi dari kawasan EAEU ke Indonesia menunjukkan tren positif dan mencapai US$273,7 juta pada tahun 2024.

Berita terkait: