Indonesia dan Swiss memulai program kerja sama pembangunan

Jakarta (ANTARA) – Indonesia dan Swiss mengadakan peluncuran soft program Kerjasama Pembangunan Indonesia-Swiss 2025-2028 untuk memperkuat kemitraan strategis mereka selama lima dekade.

Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Febrian Alphyanto Ruddyard, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa program kerjasama akan diluncurkan secara resmi pada Oktober 2025.

Peluncuran soft pada 16 April 2025, dihadiri oleh Ruddyard dan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder.

Menurut menteri, sejak tahun 1970-an, Swiss telah menjadi mitra pembangunan yang penting bagi Indonesia, seperti yang terlihat dari berbagai inisiatif seperti dukungannya untuk Politeknik Manufaktur dan NHI Bandung.

Program antara Indonesia dan Swiss adalah hasil dari kerja sama antara Sekretariat Negara untuk Ekonomi (SECO) dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional dan kementerian/lembaga terkait.

Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029 dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, program ini merupakan manifestasi konkret dari komitmen bersama untuk mewujudkan pembangunan inklusif, berkelanjutan, dan adaptif di tengah dinamika global, kata Ruddyard.

“Kolaborasi ini berfokus pada tiga pilar utama, yaitu peningkatan efisiensi sektor publik dan daya saing ekonomi; penguatan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasional; dan pengembangan infrastruktur berkelanjutan, termasuk perencanaan perkotaan, mobilitas, dan akses energi serta air bersih,” katanya.

Ia menambahkan bahwa peluncuran soft bertujuan untuk meningkatkan koordinasi antara pemangku kepentingan, membangun pemahaman bersama, dan merumuskan langkah-langkah konkret menuju implementasi program yang efektif.

Selain itu, program kerjasama pembangunan diharapkan dapat mendukung upaya Indonesia dalam menghadapi tantangan global, termasuk ketidakpastian perdagangan dan kebutuhan untuk diversifikasi pasar, katanya.

Ruddyard mengatakan bahwa Swiss dipandang sebagai mitra penting dalam upaya untuk memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia agar dapat menembus pasar internasional dan memenuhi standar global.

MEMBACA  PencilVac Dyson adalah vakum nirkabel terkecil yang pernah saya lihat - dan begitu kuat juga

Ini mengikuti kesuksesan Program Promosi Impor Swiss dalam mendukung sektor perikanan, tambahnya.

“Kerjasama internasional penting dalam mendukung arah pembangunan nasional kita menuju Indonesia Emas 2045. Kami yakin bahwa program ini akan membuka peluang baru, memperkuat daya saing nasional, dan mendorong pertumbuhan inklusif,” katanya.

Berita terkait: Indonesia, Swiss menjajaki kerjasama tentang pemindahan narapidana

Berita terkait: Indonesia, Swiss berkerjasama untuk meningkatkan pendidikan pariwisata

Berita terkait: Indonesia mempertimbangkan memperluas kerjasama ekstradisi dengan Swiss

Penerjemah: M Baqir Idrus A, Resinta Sulistiyandari
Editor: Azis Kurmala
Hak cipta © ANTARA 2025