Jakarta (ANTARA) – Anggota DPR Amelia Anggraini menyatakan pada Rabu bahwa penandatanganan Surat Niat (LoI) antara Indonesia dan Prancis tentang kerjasama alat utama pertahanan menjadi langkah penting untuk memodernisasi sistem pertahanan nasional.
LoI ini ditandatangani saat kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia dan pertemuannya dengan Presiden Prabowo Subianto.
Kesepakatan ini mencakup pengadaan alat utama pertahanan strategis, seperti pesawat tempur Rafale buatan Dassault Aviation dan kapal selam Scorpene dari Naval Group.
“Komisi I DPR akan terus mengawasi dan memberikan masukan pada setiap rencana kerjasama strategis antara Indonesia dan Prancis untuk memastikan keselarasan dengan kepentingan nasional,” ujar Anggraini.
Dia juga menekankan bahwa kerjasama ini harus mengutamakan transparansi, akuntabilitas, dan transfer teknologi untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kunjungan Presiden Macron dan pertemuannya dengan Presiden Prabowo merupakan langkah nyata dalam memperkuat kemitraan strategis kedua negara.
Selain sektor pertahanan, dia menyoroti bahwa kunjungan ini juga mencerminkan hubungan bilateral yang kuat di bidang pendidikan dan kerjasama antar-parlemen.
Agenda kunjungan Presiden Macron di Indonesia, termasuk interaksi dengan kalangan akademisi dan generasi muda dengan mengunjungi Universitas Negeri Jakarta dan Akademi Militer di Magelang, dinilainya sebagai langkah positif.
“Ini menunjukkan bahwa kerjasama tidak hanya di bidang militer, tapi juga mencakup diplomasi budaya, pendidikan, dan publik,” tambahnya.
Anggraini berharap kemitraan Indonesia-Prancis tidak hanya bersifat transaksional, tapi berkembang menjadi aliansi strategis jangka panjang yang saling menguntungkan dan berkontribusi bagi perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
Penerjemah: Bagus, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025