Indonesia dan Prancis perkuat kerja sama di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi.

Jakarta (ANTARA) – Indonesia akan memperkuat kolaborasi dengan Prancis di bidang pendidikan tinggi, sains, dan teknologi.

Komitmen ini ditegaskan kembali saat pertemuan di Jakart pada Rabu antara Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia, Brian Yuliarto, dengan perwakilan dari Centre National de la Recherche Scientifique (CNRS), organisasi penelitian ilmiah nasional Prancis.

Hadir pula pejabat dari Campus France, agensi nasional untuk promosi pendidikan tinggi dan mobilitas mahasiswa internasional.

“Kolaborasi harus terus diperluas, termasuk melalui riset bersama, program gelar ganda, dan mengirim lebih banyak mahasiswa pascasarjana kita untuk belajar di Prancis,” kata Yuliarto dalam pernyataan yang dikeluarkan Kamis.

Ia menyampaikan apresiasi atas komitmen pemerintah Prancis untuk mempererat hubungan bilateral dan menekankan pentingnya meningkatkan kemitraan riset di sektor prioritas nasional.

Sektor prioritas tersebut mencakup ketahanan pangan, energi berkelanjutan, air bersih, industri hilir, teknologi pertahanan, kecerdasan buatan (AI), dan semikonduktor.

“Melalui inisiatif ini, kami harap bisa mendorong lebih banyak partisipasi universitas dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas riset di Indonesia,” tambah Yuliarto.

Ia juga mendorong perluasan program seperti Partenariat Hubert Curien (PHC) Nusantara, dengan mengusulkan keterlibatan lebih besar dari mitra industri dan institusi pendidikan tinggi tambahan.

Yuliarto mencatat bahwa Indonesia memiliki lebih dari 200.000 dosen yang berpotensi melanjutkan studi doktoral.

Sementara itu, Presiden CNRS Antoine Petit menyambut potensi kerja sama yang lebih mendalam. Ia menyebutkan saat ini hanya ada lima mahasiswa pascadoktoral Indonesia yang menjadi bagian dari jaringan CNRS.

“Kami mempekerjakan 50.000 orang, termasuk 30.000 ilmuwan di berbagai disiplin. Kami telah menandatangani MoU dengan BRIN dan akan mengadakan workshop bertema One Health musim gugur ini,” ujarnya.

MEMBACA  Indonesia Mendukung Visi ASEAN 2045 untuk Wilayah yang Tangguh

Dirjen Campus France Donatienne Hissard menyatakan sekitar 1.000 mahasiswa Indonesia saat ini sedang belajar di Prancis—jumlah yang relatif kecil mengingat populasi dan potensi Indonesia.

“Kami siap membantu merancang program bersama LPDP Indonesia agar sesuai dengan prioritas nasional,” katanya.

Hissar berharap alumni yang kembali dapat membawa kompetensi maju dan berkontribusi berarti bagi pembangunan nasional.

*Translator: Sean, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025*