Jakarta (ANTARA) – Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim setuju untuk menjalin kerja sama ekonomi di blok laut Ambalat, meskipun ada sengketa perbatasan maritim di wilayah tersebut.
Kedua pemimpin membahas masalah perbatasan saat bertemu di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat siang.
“Karena kami sadar penyelesaian isu perbatasan butuh waktu, kami sepakat mencari solusi yang menguntungkan kedua pihak,” kata Presiden Prabowo dalam konferensi pers bersama.
“Untuk kasus Ambalat, kami ingin membangun kerja sama ekonomi melalui skema pengembangan bersama sambil menunggu penyelesaian hukum,” tambahnya.
Prabowo menekankan bahwa kedua pemerintah sepakat pentingnya melanjutkan kolaborasi ekonomi tanpa menunggu penyelesaian akhir sengketa wilayah.
“Kami punya pandangan sama bahwa kami harus bekerja sama demi melindungi kepentingan nasional,” ujarnya.
PM Anwar mendukung pernyataan ini, menyebut penyelesaian hukum mungkin butuh bertahun-tahun, tapi tidak boleh menghambat kemajuan di bidang lain.
“Seperti disebutkan tadi, kami bisa bekerja sama di Ambalat melalui inisiatif pengembangan bersama,” kata Anwar. “Mungkin butuh dua dekade untuk mencapai kesepakatan hukum.”
Dia menegaskan kedua negara bisa manfaatkan waktu ini untuk eksplorasi kerja sama yang saling menguntungkan.
“Saya yakin kami akan temukan solusi cepat dan adil,” lanjutnya.
Selain Ambalat, kedua pemimpin juga bahas wilayah perbatasan lain, termasuk perbatasan antara Provinsi Kalimantan Utara (Indonesia) dan Negara Bagian Sabah (Malaysia)—keduanya terletak di Pulau Kalimantan.
Prabowo dan Anwar menggelar pertemuan empat mata sekitar satu jam di kantor presiden sebelum menghadiri makan siang dan pembicaraan bilateral dengan delegasi masing-masing.
Kunjungan Anwar ke Indonesia merupakan tindak lanjut dari kunjungan Prabowo ke Kuala Lumpur pada 26–27 Mei tahun ini.
Berita terkait: Prabowo praises Malaysian PM as friend of Indonesian nation
Berita terkait: Indonesian President welcomes Malaysian PM with state ceremony
Penerjemah: Genta T, Tegar Nurfitra
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025