Indonesia dan Jerman Pacu Ekonomi Sirkular Melalui Proyek InCircular

Jakarta (ANTARA) – Kementerian PPN/Bappenas bersama GIZ dari Jerman meluncurkan Proyek InCircular untuk memperkuat transisi ekonomi sirkuler di Indonesia.

Bappenas dan GIZ juga telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk proyek ini. Tujuannya adalah mendukung pelaksanaan Peta Jalan Ekonomi Sirkuler Indonesia dengan memperkuat regulasi, meningkatkan kapasitas, memperkuat koordinasi antar-pemangku kepentingan, serta meningkatkan sistem pengelolaan sampah di beberapa daerah terpilih.

“Kolaborasi selama lima tahun ini tidak hanya di tingkat nasional, tapi juga di tiga provinsi percontohan: Jawa Timur, Bali, dan Jakarta,” ujar pejabat Bappenas, Leonardo AA Teguh Sambodo, dalam sebuah pernyataan resmi di Jakarta, Jumat.

Inisiatif ini merupakan bagian dari kerjasama pembangunan Jerman melalui Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).

Sambodo menjelaskan bahwa proyek InCircular mencakup kemasan, limbah elektronik (e-waste), dan residu. Jawa Timur fokus pada kemasan, Bali pada residu, dan DKI Jakarta pada limbah elektronik. Ia berharap inisiatif ini dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, menciptakan lapangan kerja hijau, serta meningkatkan keberlanjutan lingkungan.

Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia dan Jerman telah menjadi mitra dalam memajukan pengelolaan sampah dan ekonomi sirkuler melalui kerjasama finansial dan teknis, termasuk dengan Bank Pembangunan Jerman (KfW) dan GIZ.

Kolaborasi ini mencakup peningkatan kapasitas pemerintah pusat dan daerah, pengembangan kebijakan dan regulasi, keterlibatan sektor swasta, serta perencanaan infrastruktur.

Ke depannya, proyek InCircular diharapkan dapat menjadi platform untuk menyelaraskan dan memperkuat prioritas bersama Indonesia dan Jerman dalam memajukan agenda ekonomi sirkuler nasional.

Ia menekankan komitmen Indonesia untuk mempercepat transformasi menuju ekonomi sirkuler, seperti yang tertuang dalam Peta Jalan dan Rencana Aksi Ekonomi Sirkuler 2025-2045.

Sementara itu, Andreas Foerster, Kepala Divisi Asia Tenggara BMZ, menyatakan bahwa reformasi pengelolaan sampah dan penguatan ekonomi sirkuler sangat penting untuk meningkatkan efisiensi sumber daya dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

MEMBACA  Menurunnya Perjalanan Libur Tahun Baru di Tengah Krisis Ekonomi

Foerster mengatakan bahwa Jerman memiliki banyak perusahaan pengelolaan sampah dan daur ulang terkemuka, sehingga sangat tertarik untuk mendukung sektor ekonomi sirkuler dan melihat potensi kuat untuk kerjasama bilateral antara kedua negara.

Indonesia terus memprioritaskan penanganan polusi sampah dan memajukan ekonomi sirkuler. Langkah-langkah seperti menutup tempat pembuangan akhir (TPA) open-dumping, memperkenalkan Extended Producer Responsibility (EPR), memberlakukan standar industri hijau, dan memperluas fasilitas waste-to-energy menunjukkan komitmen pemerintah untuk mempercepat praktik sirkuler dan memperkuat pengelolaan sampah.

Bappenas juga akan membentuk Circular Economy Steering Group untuk memperkuat koordinasi dan memandu pelaksanaan ekonomi sirkuler di seluruh Indonesia. Kelompok ini bertujuan memastikan koherensi antar kementerian, menyelaraskan prioritas nasional, dan memberikan arahan terpadu untuk mempercepat transisi Indonesia menuju ekonomi sirkuler.

Berita terkait: Ministry backs SGAC to boost green finance, circular economy
Berita terkait: Indonesia highlights commitment to circular economy at HLF MSP

*Penerjemah: M Baqir Idrus Alatas, Cindy Frishanti Octavia
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025*