Jakarta (ANTARA) – Indonesia berharap bahwa gempa bumi, yang diikuti oleh tsunami yang melanda Samudra Hindia 20 tahun lalu atau pada tahun 2004, dapat mendorong negara-negara ASEAN untuk menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bencana.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia, Suharyanto, menyatakan di sini pada hari Rabu (11 September) bahwa dengan merenungkan tragedi yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami, negara-negara perlu bekerja sama dan memperkuat solidaritas untuk meningkatkan ketangguhan dalam menghadapi ancaman bencana.
“Melalui kerja sama antar negara, kita dapat membangun wilayah yang lebih tangguh, bukan hanya untuk menghadapi bencana tetapi juga untuk bangkit lebih kuat setelahnya,” katanya.
Dia mengatakan hal tersebut dalam Forum Global untuk Ketangguhan Berkelanjutan (GFSR) 2024 dan Pameran dan Konferensi Manajemen Bencana dan Perlindungan Sipil Asia (ADEXCO) di JIExpo Kemayoran.
Dia menjelaskan bahwa forum internasional tersebut, yang dihadiri oleh delegasi dari 10 negara ASEAN dan melibatkan praktisi, ahli, dan pelaku bisnis di bidang mitigasi bencana, membahas upaya persiapan untuk membangun ketangguhan dalam menghadapi bencana.
Terkait berita: Indonesia membahas pembiayaan risiko bencana dengan delegasi ASEAN
Dia mengutip contoh bahwa forum tersebut membawa tentang penyediaan teknologi deteksi untuk gempa bumi dan tsunami.
Upaya lain untuk membangun ketangguhan termasuk pengembangan keterampilan masyarakat dan peningkatan pembangunan regional yang berkelanjutan.
Tsunami Samudra Hindia pada Desember 2004 menyebabkan kerusakan besar di beberapa wilayah di Indonesia, Thailand, Malaysia, Myanmar, dan negara lain di Asia Selatan dan Afrika Timur.
Bencana tersebut menyebabkan lebih dari 227 ribu kematian, lebih dari 45 ribu orang hilang, dan luka-luka pada puluhan ribu orang.
Beberapa ahli menunjukkan bahwa informasi yang terbatas tentang bencana dan kurangnya sistem deteksi pada saat itu telah memperbesar dampak bencana tersebut.
Oleh karena itu, Indonesia terus meningkatkan teknologi deteksi bencana dan menggabungkannya dengan kearifan lokal masyarakat untuk mengurangi risiko bencana.
Terkait berita: BNPB melakukan latihan mitigasi bencana ASEAN di Yogyakarta
Translator: M Prasetyo, Kenzu
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak cipta © ANTARA 2024