Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa delegasi Indonesia menargetkan kerja sama perdagangan yang adil dan seimbang dengan Amerika Serikat (AS). Delegasi telah bertemu dengan beberapa otoritas AS kunci, termasuk United States Trade Representative (USTR) dan Menteri Perdagangan, dan dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Keuangan untuk mendiskusikan penyesuaian tarif perdagangan yang berdampak pada produk ekspor Indonesia. “Pertemuan kami bertujuan untuk membahas opsi yang ada terkait kerja sama bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat, di mana kami berharap dapat menghasilkan perdagangan yang adil dan seimbang,” ujar Hartarto dalam konferensi pers virtual pada Jumat (18 April). Menteri tersebut menyatakan bahwa Indonesia telah mengajukan beberapa tawaran kepada AS, termasuk peningkatan pembelian energi, produk pertanian, dan Engineering, Procurement, Construction (EPC). Selain itu, Hartarto menjelaskan bahwa Indonesia telah menawarkan insentif dan fasilitas untuk perusahaan AS dan Indonesia, membuka dan mengoptimalkan kerjasama pada mineral penting, menyederhanakan prosedur impor dan proses untuk produk AS, dan mendorong investasi strategis dengan skema bisnis ke bisnis. Hartarto mengatakan bahwa pemerintah juga menyoroti pentingnya meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, ekonomi digital, dan layanan keuangan. Dia juga mengusulkan bahwa Indonesia harus menjamin tarif lebih rendah daripada negara-negara pesaing untuk barang ekspor utama yang tidak bersaing dengan industri dalam negeri di AS, seperti pakaian, sepatu, tekstil, mebel, dan udang. Selain itu, dia menekankan pentingnya memastikan ketahanan rantai pasok produk strategis dalam menjaga keamanan ekonomi. “Dari negosiasi yang sedang berlangsung ini, kami mencari tarif yang lebih rendah dan tarif yang sama dengan negara-negara lain,” tegasnya. Dia menyatakan bahwa proses negosiasi akan berlangsung melalui satu hingga tiga putaran, dengan format dan prinsip kesepakatan yang telah disepakati oleh kedua negara. Hartarto menyatakan bahwa Indonesia dan AS telah berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi dalam kerangka waktu 60 hari. Dia menyatakan bahwa selama 60 hari ini, pemerintah Indonesia mengharapkan kerangka kerja sama yang disepakati dapat diformalkan menjadi kesepakatan bersama. “Kami masih bertemu dengan beberapa pemangku kepentingan, baik dari kalangan bisnis maupun asosiasi di Amerika Serikat, yang akan membantu Indonesia mendekati pemerintah AS. Kami berharap negosiasi dapat tercapai dalam waktu 60 hari yang ditargetkan,” ujar menteri tersebut. Berita terkait: Indonesia berencana memberikan insentif bisnis untuk memajukan pembicaraan tarif AS Berita terkait: Indonesia mengincar investasi minyak dan gas AS di tengah perselisihan tarif Copyright © ANTARA 2025