Indonesia Bergerak untuk Mengatasi Sampah, Menanggapi Kritik

Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia sedang meningkatkan upaya untuk mengatasi masalah sampah di negara ini dengan mengakhiri pembuangan sampah terbuka dan menangani sampah laut, menurut Menteri Lingkungan Hidup.

“Kami sudah menghentikan operasi pembuangan sampah terbuka, dan saat ini hampir semua kabupaten dan kota meningkatkan anggaran mereka untuk pengelolaan sampah,” kata Menteri Hanif Faisol Nurofiq pada Kamis.

Pernyataannya muncul sebagai respons terhadap kritik dari penyanyi dan rapper Amerika, Azealia Banks, yang menyebut Indonesia sebagai “tempat sampah dunia.”

Nurofiq mengutip Balikpapan di Kalimantan Timur sebagai contoh, di mana pemerintah setempat telah menggandakan anggaran pengelolaan sampah. Gianyar di Bali telah mengambil langkah serupa.

“Kita tidak bisa mengubah segalanya dalam semalam. Tetapi yang penting adalah jika Anda mengunjungi Bali, Anda akan melihat sampah laut telah dibersihkan — dan jika sampah itu kembali, kita akan membersihkannya lagi,” katanya.

Ia menambahkan bahwa sebuah tim khusus telah dikerahkan di Bali untuk mengelola sampah, mengingat statusnya sebagai tujuan wisata utama.

Nurofiq mengakui bahwa menghentikan sepenuhnya pembuangan sampah terbuka di tempat pembuangan akhir (TPA) merupakan proses yang sedang berlangsung, terutama di Bantar Gebang, yang melayani sebagai situs pembuangan utama Jakarta.

Meskipun begitu, ia menekankan bahwa pemerintah bertekad untuk menutup 29 TPA yang melakukan pembuangan sampah terbuka karena bahaya lingkungan yang ditimbulkannya.

“Kami ingin sekitar 340 TPA berhenti melakukan pembuangan sampah terbuka dalam enam bulan. Tetapi kami akan menutup 29 TPA, karena kondisinya berbahaya dan berisiko roboh,” katanya.

Berita terkait: Pemerintah secara resmi mengakhiri praktik pembuangan sampah terbuka di TPA

Berita terkait: Pemerintah Bali akan memulai gerakan pembersihan sampah pada 11 April

MEMBACA  Pembentukan Badan Reforma Agraria yang Mendesak

Penerjemah: Prisca, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025